Radio Sonora adalah salah satu stasiun radio di Jakarta yang mengudara dengan frekuensi 92.0 FM yang didirikan tanggal 8 Agustus 1972, mengujudkan kelahiran (alm) PK Ojong, pendiri Kompas bersama Jakob Oetama - membuat multimedia penyiaran. Jam tayang Sonora adalah dari pukul 06:00 sampai 00:00 WIB.
Bermula dari prakarsa (alm) P.K Ojong dan diwujudkan oleh (alm) Gerald Tunggono bersama Jos Tanubrata, Sonora mulai siaran pertama kalinya pada tanggal 8 Agustus 1972 di jalur MW dengan menggunakan studio di Jl. Gajah Mada 109, Jakarta Barat.
Seiring dengan perkembangan teknologi, pada tanggal 5 Maret 1988, Sonora pindah ke jalur FM dengan frekuensi 100.9. Untuk memenuhi kebutuhan pendengar, sejak awal Agustus 2000, Sonora mengudara nonstop 24 jam.
Pada tahun 2004, pemerintah menata ulang penggunaan frekuensi siaran radio. Untuk itu, sejak tanggal 1 Agustus 2004, Sonora menempati frekuensi baru di 92.0 FM.
Dari segi isi siaran, Sonora memiliki dua pilar utama yaitu informasi dan hiburan dengan komposisi yang berimbang. Informasi yang disajikan terutama yang dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat, baik yang sedang berada di perjalanan ataupun tidak, sesuai dengan karakteristik media radio yang cepat. Misalnya suasana lalu lintas, peristiwa huru hara, kebakaran, bencana banjir, politik, human interest, dll. Begitu pula untuk pilar hiburan disajikan musik-musik pilihan yang bisa dinikmati oleh sebagian besar pendengar.
Dengan kepedulian Sonora terhadap masalah sosial, terutama dalam membantu masyarakat yang tertimpa musibah atau bencana, Sonora memperoleh penghargaan dari National Association of Broadcasters (NAB) berupa International Broadcasting Excellence Award 2002 yang diserahkan pada tanggal 10 April 2002 di Las Vegas, Amerika Serikat.
Sejak 1 April 2007, Sonora meluncurkan logo, susunan acara dan program-program baru. Tampilan penyiar, keakraban dan kepercayaan terhadap berbagai informasi yang disampaikan, membuat masyarakat dapat mengenali kekhasannya lewat suara-suara penyiar, seperti suara Bung Eddie Dipo, Mbak Susan dll. Kekhasan informasinya adalah masalah lalu lintas. Sebelum reformasi 1998, Sonora satu-satunya radio di Jakarta yang menghadirkan musik dan informasi (belum berupa berita, karena berita hanya produk RRI).
Saat kasus Malari tahun 1974, kasus Perang Teluk di Arab tahun 1990 hingga kasus Kerusuhan Mei 1998, banyak informasi Sonora yang menjadi pegangan warga Jakarta, Indonesia, dan dunia. Bahkan ketika kerusuhan Mei 1998, seakan beberapa stasiun radio Jakarta buta informasi, radio ini menjadi satu-satunya media audio yang diminta Pemda DKI Jakarta dan Kodam DKI Jakarta, berada diudara secara nonstop.
Setelah reformasi berlangsung, banyak radio membuat format siarannya seperti Sonora, yaitu: ada musik, ada informasi, ada berita, ada talkshow, ada liputan, ada laporan/siaran dari luar studio, ada foxpop. Kunci keberhasilan Sonora adalah materi siarnya yang bermanfaat, dapat dipercaya ke sahihannya dan dihadirkan tanpa menggurui "apa adanya".
Saat ini menjadi jaringan nasional, yang meliputi: Salvatore Surabaya, Bikima Yogyakarta, Atmajaya Palembang, Sonora Pangkal Pinang, Bornera Pontianak, Mercy Semarang, Ria Solo, Raka Bandung. Juga termasuk yang ada Serambi FM Aceh, B-Post FM Banjarmasin, Garantung FM Palangkaraya, Sumasli Purwokerto, Millenium Bandar Lampung, dan Kalimaya Bhaskara Malang, serta jaringan Smart FM.