Sonora.ID - Sejak kehadirannya di Indonesia pada 30 November 2018 lalu, Billboard Indonesia akhirnya meluncurkan program terbaru yang sudah lama dinantikan kalangan penggemar musik di Indonesia.
Tepatnya pada Rabu (25/9/2019), Billboard Indonesia meluncurkan IP terbaru yaitu Billboard Indonesia Top 100.
Dalam keterangannya, Billboard Indonesia Top 100 adalah daftar lagu-lagu terkini paling populer tiap minggu dari artis dan musisi Indonesia di semua lintasan genre, diperingkat dengan menggabungkan banyak data sehingga mencetak total skor.
Baca Juga: Album ‘Jesus is King’ Milik Kanye West Batal Rilis, Ini Alasannya
Posisi lagu di Billboard Indonesia Top 100 ditentukan oleh beragam data, mulai dari platform streaming musik, posisi grafik mingguan, pemutaran radio mingguan, pemirsa platform streaming video, dan pemutaran mingguan di jaringan karaoke di Indonesia.
Aldo Sianturi, Chief Operating Officer Billboard Indonesia berharap dengan kehadiran Billboard Indonesia Top 100 akan membuat musik Indonesia makin berjaya dan sehat secara ekosistem.
“Musik Indonesia sangat beragam dan maju dengan banyak genre yang tiap hari rilis, kualitas musik yang dihasilkan musisi Indonesia juga luar biasa. Semoga kehadiran Billboard Indonesia Top 100 memberikan nilai ekonomi bagi industrinya," kepada Sonora.ID melalui keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Baca Juga: Gandeng Petra Sihombing, Wizzy Resmi Merilis Album Perdananya 'Colors'
Setelah dikompilasikan dalam Indonesia Top 100, lagu-lagu tersebut akan berisi komposisi berupa lirik dalam bahasa Indonesia dan atau Bahasa Indonesia kemudian dicampur bahasa asing.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), Gumilang Ramadhan mengaku sangat gembira bisa bekerja sama dengan Billboard Indonesia.
"(Saya) bahagia sekali bisa bekerja sama dengan Billboard Indonesia untuk meluncurkan tangga lagu yang kredibel dan valin ini. Selamt dan hidup musik Indonesia," ujar Gumilang.
Baca Juga: Setelah 10 Tahun, Clubeighties Unjuk Gigi Lagi Lewat Single “Cahaya