Find Us On Social Media :
Tes Nuklir dan Arsenal ()

Tanggapi Luhut, Iran Berminat Bantu Indonesia Bangun Senjata Nuklir

Kumairoh - Rabu, 5 Februari 2020 | 14:35 WIB

Sonora.ID - Menko Kemaritiman dan Invetasi RI Luhut Pandjaitan baru saja membahas Indonesia yang tidak memiliki senjata nuklir

Suatu negara dinilai memiliki prestis tinggi ketika negara tersebut disertasi dengan senjata nuklir. Senjata nuklir juga membantu pertahanan suatu negara, bahkan mampu membuat musuh gentar.

Ia membahas topik itu di Kementerian Pertanian karena merasa tidak dianggap oleh jenderal Amerika Serikat ketika datang ke forum ekonomi elit Davos di Swiss.

"Kita enggak dianggap sama dia, dalam hati saya bilang, sialan dia," kata Luhut, Selasa (4/2/2020).

"Dalam hati saya, kalau kita punya nuclear power baru kau takut," lanjutnya.

Baca Juga: Wow! PBB Anjurkan Setiap Negara Basmi Nyamuk dengan Teknik Nuklir

Ucapan Luhut tersebut beredar di media sosial hingga disadari oleh Duta Besar Republik Islan Iran untuk Indonesia, mohammad Azad.

"Hari ini saya menbaca suatu berita yang terhormat Bapak Luhut Pandjaitan yang menyampaikan pandangannya ketika beliau berada di pertemuan Davos, yaitu kalau tidak ada senjata nuklir tidak dianggap," ujar Azad kepada media pada Selasa malam.

Dalam kesempatan itu, Azad mengungkapkan Iran adalah salah satu dari sedikit negara yang mampu memproduksi nuklir.

Azad siap membantu Indonesia mengembangkan nuklir dengan syarat untuk tujuan damai.

Baca Juga: Kapal Rombongan Kunker Jokowi Terbalik di Perairan Labuan Bajo

Lebih lanjut, Dubes Azad mengatakan bahwa pada 2020, Iran dan Indonesia akan merayakan 70 tahun hubungan diplomatik. Dia menuturkan, sepanjang perjalanannya, hubungan kedua negara di bidang kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik memperlihatkan tren positif.

"Hubungan antara kedua negara didasari prinsip saling menghormati baik dalam kerja sama secara bilateral, regional, maupun multilateral," ujar dia.

Iran dan Indonesia, lanjutnya, sama-sama ingin memperluas interaksi ekonomi. Dia mencatat bahwa pada 2019, nilai perdagangan kedua negara melampaui US$1 miliar.