Sonora.ID - Pada awal bulan Maret 2020 yang lalu, Presiden Jokowi menyampaikan secara resmi bahwa sudah ada WNI di Indonesia yang terinfeksi virus corona.
Tak menunggu lama, sebagian masyarakat Indonesia pun langsung berbondong-bondong melakukan panic buying yang menyebabkan banyak stok produk menipis bahkan habis.
Hal tersebut dilakukan karena masyarakat terlalu takut menghadapi virus yang satu ini dan berpikir bahwa Indonesia akan segera melakukan lockdown atau karantina.
Baca Juga: Menanggulangi Panic Buying, Pembelian Bahan Pokok Ini Mulai Dibatasi
Menanggapi hal tersebut, dokter yang sekaligus helt & life coach, dr. Kasim Rasjidi menyampaikan bahwa justru panic buying tersebut memancing datangnya berbagai penyakit lainnya.
Kok bisa? Pihaknya mengamati bahwa mereka yang melakukan panic buying lebih memilih produk makanan yang mengandung karbohidrat simple dan makanan olahan.
“Sesuatu-sesuatu yang beku yang mungkin kandungan senoestrogen atau estrogen yang bukan beneran dan sifat jahatnya itu ada,” tambah dr. Kasim.
Padahal di sisi lain, karantina atau work form home yang saat ini dilakukan di Indonesia bertujuan untuk melindungi warga dari serangan virus corona dan membangun daya tahan tubuh yang baik.
Baca Juga: Sebanyak 42 Tenaga Kesehatan di DKI Jakarta Positif Virus Corona