Medan, Sonora.ID - Bank Indonesia memprediksi persentase penduduk miskin di Sumatra Utara bertambah 0,86 persen karena dampak wabah Covid-19.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumut, Wiwiek Sisto Hidayat mengatakan, peningkatan prosentasi kemiskinan 0,86 persen didasarkan pada asumsi, dampak dari Covid-19 ke pertumbuhan ekonomi adalah mild.
Sehingga dalam skenario mild ini pertumbuhan ekonomi Sumut diasumsikan turun 0,8 persen di 2020 yaitu dari 5,0 - 5,4 persen menjadi 4,3 - 4,7 persen.
Baca Juga: Komisi IV DPRD Kalsel Ingatkan Potensi Munculnya Orang Miskin Baru Akibat Covid-19
Dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi tersebut, maka penambahan angka kemiskinan 0,86 persen atau 125.000 orang, sehingga jumlah orang miskin akan menjadi 1.385.500 penduduk.
Bank Indonesia belum dapat memerinci daerah mana yang paling tinggi penambahan angka kemiskinannya, namun secara normatif biasanya akan lebih banyak di pedesaan.
Adapun berdasarkan rilis BPS pada September 2019 garis kemiskinan di Sumatera Utara sebesar Rp490.120,- per kapita perbulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp506.538,- per kapita per bulan, dan untuk daerah perdesaan sebesar Rp470.545,- per kapita per bulan.
Baca Juga: Mentan Siapkan Beras 1.5 Kg Gratis Melalui Mesin Seperti ATM