Find Us On Social Media :
Pemimpin wanita dinilai lebih baik. (Freepik.com)

Wanita Dinilai Jadi Pemimpin yang Lebih Baik, Pandemi Membuktikannya

Kumairoh - Sabtu, 9 Mei 2020 | 13:55 WIB

Sonora.ID - Ketika seluruh dunia bekerja untuk menahan penyebaran virus corona, peran kepemimpinan yang efektif menjadi salah satu kunci. Yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah para pemimpin dengan empati, belas kasih, dan kemampuan untuk menunjukkan dukungan - keterampilan yang cenderung ditunjukkan oleh para pemimpin wanita daripada pria.

Direktur Inklusi Netflix, Michelle P. King mengatakan walaupun mungkin dibutuhkan pandemi global untuk akhirnya mengakui bakat dan kemampuan unik yang ditawarkan pemimpin wanita, perusahaan tidak boleh menunggu sampai ada krisis untuk memberi perempuan kesempatan untuk memimpin.

Melansir CNN, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, telah dipuji secara luas atas pendekatannya yang jelas, berani dan mendukung untuk meratakan kurva.

"Hasil komunikasinya yang jelas - 20 kematian di negara berpenduduk hampir 5 juta orang pun membuktikannya," ujar King sesuai dilansir dari CNN, Rabu (6/5/2020).

Baca Juga: Data Belum Akurat, Bantuan Masyarakat Provinsi Kalsel Masih Tertahan 

Di sisi lain, lanjut King, ada Kanselir Jerman Angela Merkel, yang telah menyerukan dan membangun persatuan dalam tanggapan bangsa terhadap virus.

"Taiwan dan Norwegia pun meraih tanggapan nasional terhadap krisis yang juga terbukti efektif hingga saat ini, dan mereka semua memiliki satu kesamaan, pemimpin wanita," tambahnya.

Penelitian yang meneliti perilaku pengambilan risiko menemukan bahwa pria lebih rentan mengambil risiko yang lebih tinggi.

"Meningkatnya perilaku pengambilan risiko kolektif berkontribusi pada krisis, yang merupakan hasil dari tempat kerja yang didominasi pria yang menghargai prestasi dan kompetisi individu daripada kesejahteraan kolektif," kata dia.

King juga memaparkan penelitian selanjutnya yang menemukan bahwa wanita cenderung mengadopsi pendekatan yang lebih relasional terhadap kepemimpinan, yang lebih efektif dalam krisis dibandingkan dengan gaya kepemimpinan-dan-kontrol yang lebih tradisional yang biasanya diadopsi oleh pria.

"Secara keseluruhan, pemimpin perempuan mengadopsi gaya relasional ketika memimpin melalui krisis, yang sangat efektif karena mereka fokus pada membangun kepercayaan, mengurangi ketakutan dan mengelola krisis yang ada," jelasnya.