Makassar, Sonora.ID - Bank Indonesia (BI) memprediksi kebijakan penghentian pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak akan secara langsung memulihkan ekonomi di Sulawesi Selatan.
Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra menyampaikan proyeksi tersebut seiring masyarakat yang terdampak sudah sangat besar. Dimana banyak warga yang kehilangan pekerjaan, akibat perusahaan tempatnya bernaung tidak mampu membayarkan gaji mereka.
Endang menambahkan hal ini berdampak terhadap perputaran ekonomi yang melambat karena tidak adanya proses pertukaran uang di dalamnya.
Dalam kondisi saat ini, pihaknya menganggap pemerintah yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Dengan memberi dorongan berupa program stimulan dan membagikan bantuan.
Baca Juga: Pegawai Pemkot Makassar Kembali Bekerja Hari Ini, Walkot: Tidak Ada Tambahan Libur
"Saya kira hal itu tidak akan bisa secara cepat akan meningkatkan ekonomi, karena masyarakat yang terdampak sudah cukup besar. Ketika PSBB dihentikan, maka masyarakat belum tentu langsung punya uang. Apa yang mau dibelanjakan? sehingga, pemerintah membantu modal utama yakni dengan memberikan sembako," katanya saat video konferensi belum lama ini.
Dalam kesempatan itu, Bank Sentral juga melaporkan kondisi ekonomi Sulsel turun signifikan pada April 2020. Hanya berkisar 3,07 persen dari target 6 persen.
Endang memahami kesehatan masyarakat sangat penting. Namun jika ekonomi yang terus dikorbankan, bisa membuat kondisi lebih parah.
Pihaknya memberi contoh saat warga yang kehilangan pekerjaan dan sementara dalam kondisi sakit. Karena tidak memiliki pendapatan, tidak bisa membeli obat sehingga sakitnya berkepanjangan.
Diketahui, sejumlah daerah di Sulsel telah memutuskan untuk mengakhiri penerapan PSBB. Seperti Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Salah satu pertimbangan edukasi masyarakat terkait pentingnya menerapkan protokol kesehatan sudah cukup baik.