Find Us On Social Media :
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir (batik biru) Tengah Berbincang Dengan Menteri Terawan dan Muhadjir Efendy, di Gedung Utama Bio Farma, Sabtu (20/6/2020). (Sok. Humas Bio Farma)

Penuhi Kebutuhan RT-PCR Nasional, Bio Farma Optimalkan Kapasitas Produksi

Indra Gunawan - Minggu, 21 Juni 2020 | 09:55 WIB

Bandung, Sonora.IDBio Farma berencana untuk memanfaatkan fasilitas produksi flu burung yang berada di kawasan Bio Farma dan fasilitas di kawasan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat untuk membantu penanganan Covid-19.

Bersama dengan anggota holding BUMN farmasi lainnya yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk, Bio Farma menyediakan obat, yang sudah masuk ke protokol pemerintah yang sudah mampu diproduksi sendiri seperti Chloroquine, Hidrocholoroquine.

Berdasarkan keterangan tertulis, Bio Farma sudah menyiapkan lima skenario untuk menangani Covid- 19, seperti pembuatan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri khususnya pada masa pandemi COVID-19, pengembangan vaksin Covid-19, dukungan terapi plasma konvalesen, pembuatan Virus Transport Media (VTM), dan pembuatan Mobile Laboratorium BSL3.

Pada bulan Mei 2020 yang lalu, Bio Farma sudah mampu memproduksi sendiri RT- PCR test kit. Sampai dengan minggu ketiga bulan Juni 2020 total sudah sebanyak 140 ribu kit yang dihasikan, dan sudah dikirimkan ke seluruh pelosok Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam acara kunjungan kerja Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Efendy dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto ke Bio Farma, Sabtu (20/6/2020).

“Saat ini, Bio Farma mampu memproduksi sebanyak 50 ribu kits per minggu dengan menggunakan fasilitas yang sekarang berlokasi di kawasan Bio Farma. Apabila fasilitas produksi eks produksi vaksin flu burung dapat difungsikan, kita harap akan mampu secara rutin memproduksi RT PCR sesuai dengan kebutuhan nasional, yaitu sebayak 20 ribu kit per hari atau 700 ribu kit perbulan”, ujar Honesti dalam keterangan tertulis, Bandung, Sabtu (20/6/2020).

Baca Juga: Meski Sudah Punya Alat PCR, RS Pertamina Balikpapan Butuh Pelatihan untuk Penggunaannya

RT PCR sendiri merupakan bagian dari kolaborasi antara Bio Farma, dengan star-up Nusatics dibawah koordinasi BPPT/Ristek-BRIN dalam gerakan Indonesia Pasti Bisa.

Dalam sambutannya Terawan Agus Putranto menekankan diperlukan adanya percepatan untuk penanganan COVID-19 seperti fasilitas produksi RT – PCR, maupun vaksin COVID-19, dan pihaknya mendukung Bio Farma untuk mempercepat pemanfaatan fasilitas produksi vaksin flu burung.

“Kami dari Kemenkes berharap Bio Farma mampu untuk memproduksi RT-PCR hingga 700 ribu kit per bulannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di Bio Farma, yang saat ini masih berada di bawah Kementerian Kesehatan, kami siap membantu Bio Farma untuk melakukan upaya percepatan pengalihan fasilitas produksi vaksin flu burung dari Kementerian Kesehatan ke Bio Farma”, Ujar Terawan.

Sementara itu Muhadjir Efendy menyampaikan apresiasi kepada Bio Farma yang sudah bisa memproduksi sendiri RT PCR untuk memenuhi kebutuhan nasional, diharapkan Bio Farma bisa terus menambah kapasitas produksinya.

"Peningkatan kapasitas produksi untuk RT-PCR tersebut memang diperlukan mengingat kebutuhan dalam negeri yang besar juga. Kami mengapresiasi keampuan Bio Farma yang sudah mampu memproduksi sendiri, RT PCR. untuk penambahan fasilitas produksi, bisa memanfaatkan fasilitas – fasiliitas yang ada sekarang, maupun memanfaatkan di tempat lain seperti di Balitbangkes," ujar Muhadjir Efendy.