Sonora.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam konferensi pers virtual BNPB pada Selasa, (30/6/2020) bahwa estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 2 (Q2) versi Kemenkeu adalah -3,8%. Namun, angka ini akan dipastikan dari rilis BPS di awal Agustus 2020.
“Estimasi kami di Kementerian Keuangan negatifnya 3,8% bandingkan dengan tadi negara-negara maju atau bahkan India, Singapura -6,8%. Namun ini adalah contoh estimasi yang berbasiskan indikator-indikator yang kita bisa track. Tentu kita akan melihat ketika BPS menyampaikan angka pastinya pada kuartal kedua pada awal Agustus yang akan datang,” ungkap Menkeu.
Tantangan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) bagi Indonesia juga mempengaruhi perekonomian di kuartal kedua sehingga menimbulkan masalah sosial masyarakat terutama di Indonesia seperti sektor UMKM dan sektor informal juga terpukul. Konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi hampir 60% ikut menurun.
Baca Juga: Sebanyak 183 Perusahaan Pembiayaan Sudah Jalankan Restrukturisasi Pinjaman
Investasi juga ikut melemah, menurunkan kegiatan ekonomi. Seluruh dunia juga mengalami perlemahan sehingga ekspor juga mempengaruhi basis ekonomi Indonesia yang berorientasi ekspor. Sementara, sektor-sektor manufaktur Indonesia yang membutuhkan impor juga mengalami penurunan karena adanya disrupsi Covid-19 ini.
“Kondisi ekonomi kita itu sangat-sangat dipengaruhi oleh situasi Covid baik yang terjadi di Indonesia maupun di seluruh dunia, karena semua negara juga melakukan langkah-langkah untuk mengurangi penularan Covid melalui langkah-langkah yang cukup drastis mempengaruhi kegiatan sosial ekonomi,” tutup Menkeu.