Jakarta, Sonora.ID - Perusahaan permurnian ferronickel Sulawesi Selatan, PT Huadi Nickel Alloy Indonesia kembali menambah enam tungku untuk pabrik smelter yang berlokasi di Desa Papan Loe, Kecamatan Pajukkukang, Kabupaten Bantaeng. Penambahan enam tungku smelter menelan investasi sebesar Rp6,5 triliun.
Terkait rencana tersebut, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, secara khusus mendampingi Komisaris Utama PT Huadi Nickel Alloy, Amir Jao menghadap Arifin Tasrif di Kantor Menteri ESDM, Jakarta, Senin (13/7).
Menurut Amir Jao, investasi untuk menambah kapasitas pabrik smelter telah dimulai sejak awal 2020. Pada tahun ini, pihaknya telah menambah empat tungku, kemudian tahun depan akan ada tambahan dua tungku lagi.
"Ini tahun tambah empat tungku. Tahun depan tambah dua tungku lagi hingga tambahannya enam tungku. Nanti Huadi memiliki delapan tungku," jelasnya.
Baca Juga: Pengamat: Anjloknya Nilai Ekspor Akan Pengaruhi Ekonomi Indonesia
Amir menuturkan, jika kapasitas delapan tungku sudah terpasang, pihaknya akan memproduksi 200.000 metrik ton (MT) per tahun, dari 50.000 MT yang dihasilkan dua tungku sebelumnya.
Seiring dengan bertambahnya kapasitas pabrik, kata Amir, pihaknya juga membutuhkan tambahan sekitar 6.000 tenaga kerja dalam dua tahun ke depan.
"Tambahan tenaga kerja itu sebagai dampak dari tambahan inivestasi baru. Kami bangun lagi enam tunggu. Semua peralatan untuk empat tungku yang sedang dibangun tahun ini, sudah ada di Bantaeng," jelas Amir.
Baca Juga: Donor Darah Saat Pandemi, Bapenda Sulsel Kumpulkan 44 Kantong Darah