Makassar, Sonora.ID - Pemprov Sulsel manargetkan dalam tiga tahun ke depan, Sulawesi Selatan dapat terbebas dari kasus stunting. Salah satu upayanya yakni melalui program Gammara 'NA atau gerakan masyarakat mencegah stunting yang digagas Dinas Kesehatan Sulsel ini.
Implementasi program Gammara'NA adalah menurunkan para tenaga pendamping gizi serta konselor stunting ke daerah-daerah dengan kasus stunting cukup tinggi.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya untuk menekan angka stunting di Sulsel. Terlebih, penyebab terjadinya stunting kebanyakan dari faktor ekonomi rumah tangga. Padahal, sejak dari dalam kandungan, bayi harus mendapatkan perhatian khusus sampai pada 1000 hari pertama kelahiran.
Baca Juga: Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar Rancang Asrama Khusus Anak Pulau
"Asupan gizi yang baik tidak harus yang instan tapi banyak dari alam. Nah inilah yang kita harus olah oleh masyarakat kita di daerah," kata Nurdin Abdullah usai melepas 88 tenaga pendamping gizi dan konselor stunting Sulsel di Hotel Best Western Makassar, Senin (3/7).
Pada kesempatan ini juga, Nurdin Abdullah menyampaikan apresiasi atas program Gammara 'NA. Menurutnya, para tenaga pendamping gizi ini mengemban tugas mulia untuk mendorong generasi-generasi masa depan memiliki kemampuan dan daya saing, cerdas serta berprestasi.
Ia juga berharap kepada seluruh pendamping gizi agar tidak menganggap pelatihan tersebut sekadar program saja, namun harus ditekuni untuk menekan angka stunting di wilayahnya masing-masing.
Baca Juga: Turunkan Angka Stunting dan Terdampak, Forikan Jatim Beri Bantuan Produk Olahan Ikan
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel, Ichsan Mustari, menambahkan, program tersebut merupakan kolaborasi Pemprov Sulsel dengan kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan Poltekes Makassar.
Adapun dari 88 orang tenaga pendaping gizi yang dilepas Gubernur, terdiri atas 70 tenaga ahli gizi dan 18 tenaga konselor. Dimana dari 70 tenaga gizi, 40 orang dari Bone dan 30 orang dari Enrekang.