Sonora.ID - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Muhadjir Effendy mengkritisi angka kemiskinan di Indonesia.
Menurut Muhadjir Effendy, angka kemiskinan di Indonesia masih tergolong tinggi.
Hingga saat ini saja menurut data yang didapatkan oleh Menko PMK, jumlah keluarga miskin di Indonesia mencapai 5,7 juta.
Data ini terus meningkat dibandingkan sebelumnya, bahkan Menko PMK berujar bahwa 20 persen dari 5,7 juta merupakan rumah tangga miskin baru.
Data menyebutkan bahwa rumah tangga miskin yang baru berasal dari keluarga rumah tangga miskin tersebut.
Baca Juga: Menko PMK: Protokol Kesehatan Wujud Pengorbanan Melawan Covid-19
"Sesama keluarga miskin besanan, kemudian lahirlah keluarga miskin baru," kata Muhadjir ketika memberikan sambutan dalam webinar yang digelar Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Selasa (4/8/2020).
Oleh karena itu, kata dia, mata rantai keluarga miskin tersebut harus dipotong untuk menghasilkan generasi unggul selanjutnya. Sebab, kemiskinan juga dianggap menjadi penyebab stunting.
Pemerintah menargetkan untuk menurunkan angka stunting turun dari 27 persen ke 14 persen pada 2024 nanti.
"Karena kemiskinan itu pada dasarnya basisnya di dalam keluarga. Saya sangat yakin stunting ini harus ditangani sungguh-sungguh, karena orang kalau sudah stunting maka kemampuan kecerdasannya sudah selesai, tidak bisa dinaikkan lagi," kata dia.
Baca Juga: Menko PMK Minta Menag Buat Fatwa Orang Kaya Wajib Nikahi Orang Miskin