Banjarmasin, Sonora.ID – Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak beberapa bulan terakhir membuat kondisi perekonomian Kalimantan Selatan terpuruk.
Berdasarkan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, wabah yang terjadi sejak bulan Maret lalu itu rupanya sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang negatif ke angka -2,61%.
Kepala BPS Kalimantan Selatan, Moh. Edy Mahmud, melalui rilis resminya beberapa waktu lalu, berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi lapangan usaha pada triwulan II-2020 year on year, yang mengalami kontraksi terdalam adalah transportasi dan pergudangan sebesar -9,25%, yang diikuti pertambangan dan penggalian sebesar -6,03%.
“Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib juga mengalami kontrasi, yakni -3,53%,” ungkapnya.
Baca Juga: Ekonomi Sulsel Kembali Anjlok, BPS: Tumbuh Negatif 3,87 Persen
Sementara dari sisi pengeluaran, semua komponen juga turut mengalami kontraksi yang cukup dalam.
Kedalaman tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) yang mencapai -5,36%.
“Ini menunjukkan efek pandemi mulai sangat dirasakan oleh masyarakat para kuartal kedua ini,” tutur Edy.
Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di beberapa sektor usaha sejak pandemi berlangsung, turut mempengaruhi pertumbuhan perekonomian Kalimantan Selatan ke arah negatif.
Hal itu semakin diperparah karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan mudik yang akhirnya menekan konsumsi rumah tangga.
“Berkurangnya Tunjangan Hari Raya (THR) di sektor formal, khususnya ASN, juga turut mendukung terjadinya kontraksi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) dan PKP,” jelasnya lagi.
Baca Juga: BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen