Bandung, Sonora.ID - Sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi melalui strategi yang berkesinambungan dan tersinergi dengan baik, Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan high level meeting (HLM) pembahasan strategi untuk mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung khususnya.
HLM ini dilakukan di Rumah Dinas Bupati Bandung dengan dihadiri oleh jajaran SKPD terkait.
Dalam kesempatan HLM, Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto menyampaikan bahwa secara umum, terdapat 8 Key Issues pemulihan ekonomi Jawa Barat, yaitu memperkuat positif mindset terhadap pemulihan ekonomi Jawa Barat, keberimbangan antara ketersediaan pasokan dan permintaan (daya beli masyarakat) yang menjamin keberlangsungan pasar baik secara online maupun offline.
Selanjutnya mendorong perbaikan daya beli masyarakat utamanya dengan kelancaran penyaluran bansos serta menggerakkan kembali sektor ekonomi yang men-generate income pengusaha, pekerja dan masyarakat, mendorong bergeraknya kembali sektor ekonomi utama, menghidupkan pariwisata dengan tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan Covid-19.
Adapun Key Issues pemulihan ekonomi Jawa Barat Yang Lain adalah menjaga kelancaran proyek investasi, membangkitkan dan mendorong pegembangan UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalamnya sektor ekonomi kreatif, dan mmpercepat digitalisasi ekonomi baik untuk memenuhi kebutuhan sarana pra sarana transaksi ekonomi semasa pandemi maupun sebagai persiapan untuk fase pasca pandemi.
"Penting upaya mendorong kembali beroperasinya aktivitas industri pengolahan mengingat andilnya yang sangat besar terhadap perekonomian Kabupaten Bandung, dengan penerapan disiplin protokol kesehatan yang tinggi, terutama untuk industri padat karya," ucap Herawanto di Soreang, Kamis (10/9/2020).
Herawanto juga menyampaikan bahwa prioritas pemulihan terhadap industri yang memiliki dampak ekonomi besar, namun tingkat risiko kesehatan yang rendah hingga sedang, seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT) padat modal, serta industri makanan dan minuman.
"Industri TPT padat karya (garmen), mengingat biaya operasional terbesarnya adalah upah buruh, perlu dukungan terhadap kebijakan relaksasi UMK (penundaan penyesuaian UMK) sampai kondisi keuangan dan kinerja industri membaik. Hal ini dapat membantu pemulihan sektor yang terdampak pandemi Covid-19 tersebut," kata Herawanto.