Sonora.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan aturan menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penularan virus corona (Covid-19). Bahkan WHO pun juga mengizinkan masyarakat memakai masker non medis seperti masker kain.
Namun tidak semua bahan dari kain ternyata efektif untuk menangkal virus corona. Sebuah penelitian baru-baru ini di Duke University menemukan bahwa masker buff menawarkan sangat sedikit perlindungan pada paparan virus, dalam hal ini COVID-19.
Dalam studi tersebut peneliti membandingkan 14 jenis masker untuk diuji mana yang paling bisa menahan laju droplet. Saat dites, masker buff yang juga sering dipakai para pengendara motor, memperlihatkan hasil yang cukup buruk jika dibandingkan masker biasa.
Baca Juga: Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali Sumbangkan 2.000 Masker kepada Gugus Tugas
"Kami menghubungkan ini dengan...tekstil memecah partikel-partikel besar menjadi banyak partikel kecil," kata Dr. Martin Fischer, ahli kimia, fisikawan dan penulis studi, dikutip dari CNBC International.
"Mereka cenderung bertahan lama di udara, bisa terbawa lebih mudah di udara, jadi ini sebenarnya kontraproduktif untuk memakai masker semacam itu," tambahnya.
Bahkan masker buff disebut menghasilkan lebih banyak droplet dibandingkan jika tidak memakai masker sama sekali karena bahan yang digunakan dapat memecah droplet menjadi partikel yang lebih kecil.
Selain buff, jenis masker yang juga menawarkan lebih sedikit perlindungan adalah masker rajutan dan bandana. Adapun masker yang paling efektif dalam penelitian tersebut adalah masker N95 yang biasa digunakan petugas medis.