Find Us On Social Media :
Karena Covid-19, Pegawai Bank Beralih Profesi jadi Petani Tomat (Sonora/Gerard Mampuk)

Karena Covid-19, Pegawai Bank Beralih Profesi jadi Petani Tomat

Gerard Mampuk - Rabu, 23 September 2020 | 14:30 WIB

Manado, Sonora.ID - Akibat Covid-19, Yuda Nuryanto terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dari salah satu bank swasta di Kotamobagu, menjadi petani tomat agar bisa menafkahi keluarganya dimasa pandemi Covid-19 saat ini dari usahanya yang baru digelutinya, Yuda memiliki penghasilan Rp 7 juta setiap kali panen.

Sejak di PHK oleh bank swasta di Kotamobagu tempat ia bekerja, akibat terdampak Covid-19 pada bulan Juli lalu, Yuda terpaksa mencari pekerjaan lain, dengan menjadi petani tomat di desanya.

Setiap hari sibuk mengurusi ribuan pohon tanaman tomat yang di tanaminya di halaman samping dan halaman belakang rumahnya, mengingat desa tempat Ia tinggal tepat berada di kaki bukit gunung Ambang, sehingga sangat cocok untuk bercocok tanam karena tanahnya cukup subur.

Baca Juga: Manfaatkan Limbah Daun Nanas Menjadi Benang Bernilai Rupiah

“Hasilnya cukup memuaskan setiap kali masa panen bisa mendapatkan dua ton sampai tiga ton tomat, dengan keuntungan kotor antara tujuh juta rupiah sampai sepuluh juta rupiah, ketika harga tomat dipasaran mahal maka keuntungan lumayan, ketika harga tomat turun, penghasilnanya juga ikut turun antara tiga juta rupiah sampai lima juta rupiah,” kata Yuda Nuryanto petani tomat, di desa Liberia Timur, di Modayag, Bolaang Mongondow Timur, Selasa (22/9/2020).

Meskipun tidak lagi bekerja di bank swasta, namun Yuda tetap bersemangat untuk mencari penghasilan lain, agar bisa terus menafkahi istri dan dua anaknya di tengah masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Selain menanan tanaman tomat, Ia juga menanam jagung manis, hal ini dilakukan untuk menyelingi masa panen setiap tiga bulan, sehingga perbulannya tetap berpenghasilan.

Baca Juga: 76 Ribu Petani di Kabupaten Gowa Akan Dapat Kartu Tani dari Kementan