Yogyakarta, Sonora.ID - Penutupan Festival Kebudayaan Yogyakarta Mulanira 2 ‘Akar Hening di Tengah Bising’ telah selesai digelar pada 26 September 2020 pukul 20.00 WIB. Acara penutupan disiarkan dari Museum Sonobudoyo melalui www.fkymulanira.com.
Dalam penutupan ini dihadirkan pertunjukan dari Yogyakarta Simphony Orchestra feat. Rio Febrian, Tari Dwimuka Jali dari Didi Nini Thowok dan Karya Tanggap Karya “Rupa, Kata, Gerak, Suara” oleh Deaf Art dan Landung Simatupang.
Melalui ‘Karya Tanggap Karya: Rupa, Kata, Gerak, Suara’, FKY kali ini melibatkan teman-teman Deaf Art, untuk merespon karya-karya dari ruang pameran. Selama kurang lebih dua hari, karya dicerap dan diapresiasi.
Dari tiap cerapan, kemudian diekspresikan melalui bahasa gerak dan koreografi. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Landung Simatupang, ia merespon tiap karya.
Respon dan apresiasinya kemudian muncul menjadi puisi. Baik Landung Simatupang maupun Deaf Art, melakukan pembacaan atas karya-karya yang hadir, kemudian menghadirkan hasil pembacaannya dengan cara masing-masing.
Pada dasarnya, Deaf Art dipilih sebagai kolaborator untuk membuka ruang apresiasi
dan ruang pembacaan yang inklusif.
“Sebagian besar program FKY hadir secara virtual. Yang menjadi persoalan ialah bahwa sajian virtual memiliki batasannya sendiri. Tidak semua kelompok sosial mampu mengaksesnya, baik dari segi teknis kuota internet ataupun dari segi keterbacaan. Hal ini menjadi poin refleksi dari FKY yang hadir di tengah pandemi” ujar Ghozali.