Banjarmasin, Sonora.ID – Sejak kasus pertama CoVID-19 merebak di Kalimantan Selatan pada bulan Maret lalu, segala bentuk aktivitas masyarakat menjadi terbatas.
Mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlangsung beberapa pekan, hingga imbauan untuk beraktivitas di rumah saja dan juga ketatnya penerapan protokol kesehatan ketika berada di ruang publik. Seperti menggunakan masker, jaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Namun setelah berbulan-bulan seolah tak ada kepastian kapan kasusnya akan melandai, masyarakat terkesan mulai mengabaikan pentingnya menjaga diri dengan protokol kesehatan.
Baca Juga: Perusakan Gedung DPRD Kotamobagu Warnai Aksi Penolakan UU Cipta Kerja
Di beberapa titik yang tergolong ruang publik, terlihat beberapa orang tidak mengenakan masker sambil beraktivitas, seperti di minimarket hingga pasar-pasar tradisional.
Alasannya klise, mulai dari lupa mengenakan ketika keluar rumah hingga jarak yang dekat sehingga dinilai tak perlu pakai masker.
Padahal kasus positif CoVID-19 di Kalimantan Selatan sudah mencapai 10 ribu lebih, yang artinya penyebaran virus tak main-main.
Menanggapi kesan mulai lemahnya protokol kesehatan yang diterapkan masyarakat, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Muhammad Syaripuddin.