Sonora.ID - Memiliki hunian idaman adalah keinginan banyak orang. Namun tingginya harga properti saat ini menjadikan tidak semua orang dapat membeli rumah secara tunai.
KPR atau Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah satu produk yang menawarkan solusi untuk permasalahan ini.
Terlebih saat ini sudah ada KPR Syariah sebagai alternatifnya. Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Herbudhi S. Tomo mengatakan, perkembangan KPR di Indonesia sejauh ini sudah menjadi bagian kebutuhan masyarakat. Hal itu disampaikan Tomo saat wawancara langsung dengan Radio Smart Fm.
Baca Juga: Jelang Pelaksanaan Pilkada Disdukcapil Sitaro Percepat Perekaman E-KTP
Tomo menjelaskan, ada dua pilihan dalam memilih KPR, yang pertama yaitu bank konvensional atau Syariah, kedua yaitu non bank atau non keuangan.
Dari sisi perbankan atau lembaga keuangan, Tomo mengatakan menurut data Statistik Otoritas Jasa Keuangan, ada 14 asosiasi aset bank Syariah secara keseluruhan dan 22 unit usaha Syariah. Dengan total aset mencapai 529 triliun rupiah.
“Dari 529 triliun itu yang disalurkan pembiayaannya saja 368,8 triliun per bulan Juli kemarin, dari 368,8 triliun itu yang disalurkan kepada sektor KPR Syariah berjumlah 84,9 triliun, artinya ini suatu demand yang tinggi sekali bagi umat Muslim di Indonesia,” ungkap Tomo.
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Ingatkan Penerapan Protokol Kesehatan Dimulai dari Keluarga
Sementara itu terkait konsep bank Syariah dan Konvensional, Tomo mengatakan perbedaan konsep terletak pada akad. Dalam bank Syariah ada dua akad yang populer digunakan yaitu Akad Murabahah dan Akad Musyarakah Mutanaqisah