Bandung, Sonora.ID - Pada rangkaian puncak kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Jawa Barat (Jabar) Tahun 2020, terungkap keberadaan UMKM tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dalam sebuah webinar bertajuk "Equity Crowdfunding: Solusi Investasi dan Pembiayaan UMKM di era Covid-19" yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 2 Jabar, Selasa (27/10/2020), dipaparkan bahwa keberadaan UMKM menjadi strategis karena posisinya yang mampu menyerap 97 persen tenaga kerja, bahkan menyumbang 60 persen PDB nasional. Sehingga sudah selayaknya keberadaan UMKM dimasa pandemi Covid-19 harus menjadi perhatian utama.
Dalam sambutannya, Kepala OJK KR 2 Jabar, Indarto Budiwitono memaparkan, BIK Jabar 2020 diselengarakan selain sebagai upaya mendukung target inklusi keuangan 90 persen pada 2024, juga sebagai pendukung upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga: Pengembangan IKM dan UMKM jadi Prioritas Pemprov Kalsel di Tahun Depan
Indarto juga mengatakan, bahwa selama pandemi, industri jasa keuangan di wilayahnya tetap memberikan perhatian dalam pembiayaan UMKM.
Namun yang menjadi perhatian adalah keberadaan UMKM yang selama masa pandemi ini banyak yang tutup dan bangkrut.
Sementara itu sebagai keynote speech, Anggota Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara mengatakan, bahwa di masa pamdemi ini banyak UMKM harus diselamatkan, dan dapat disupport dengan skema pembiayaan Equity Crowdfunding.
"Skema ini memang baru, banyak yang belum familiar. Nah, para pelaku UMKM harus paham dulu apa itu equity crowdfunding. Harus benar-benar mencari tahu dulu agar bisa mengaksesnya," ucap Tirta.
Baca Juga: Kapolda Kalsel Berikan Motivasi UMKM Kotabaru yang Terdampak CoVID-19