Bandung, Sonora.ID - Pesawat N219 merupakan hasil kerjasama PTDI dan LAPAN yang pada tanggal 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana, dan pada 10 November 2017 bertepatan dengan Hari Pahlawan, diberi nama Nurtanio oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Sampai dengan saat ini pun masih menjalani serangkaian pengujian sertifikasi.
Proses sertifikasi merupakan proses penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan karena akan digunakan oleh pengguna dan masyarakat umum.
Kepala Program N219 PTDI, Palmana Banandhi menyatakan bahwa PTDI menggunakan dua prototype pesawat untuk mempercepat proses sertifikasi uji terbang, dimana dua pesawat ini memiliki misinya masing-masing.
Baca Juga: Pemuda Harus Siap Hadapi Percaturan Global
Prototype pesawat pertama N219 Nurtanio menjalani serangkaian pengujian yakni menyelesaikan pengujian aircraft performance, karakteristik kestabilan dan pengendalian dan uji terbang struktur pesawat, sedangkan prototype pesawat kedua N219 Nurtanio digunakan untuk pengujian sub sistem pesawat, seperti avionic system, electrical system, flight control dan propulsion.
“Dengan penggunaan dua prototype sebagai wahana sertifikasi uji terbang, maka kegiatan flight test bisa dioptimalkan karena tidak hanya bertumpu pada satu pesawat. Ini memungkinkan bisa tercapai Type Certificate di akhir tahun 2020”, jelas Palmana Banandhi dalam keterangan resminya pada Sonora Bandung, Selasa (10/11/2020).
Type Certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat.
Sertifikat ini dikeluarkan oleh otoritas kelaikudaraan sipil, dalam hal ini yang berwenang di wilayah Indonesia adalah Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.