Banjarmasin, Sonora.ID – Jauh dari kesan kaku dan menegangkan, debat terbuka kedua antar pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan yang dilaksanakan pada Rabu (18/11) malam, justru berlangsung sangat cair.
Bahkan ungkapan atau jawaban dari kedua Calon Wakil Gubernur atas pertanyaan moderator, acap kali mengundang gelak tawa awak media yang memantau jalannya debat di layar kaca yang disediakan.
Diakui atau tidak, Calon Wakil Gubernur nomor urut 1, Muhidin menjadi pusat perhatian dalam debat yang disiarkan langsung oleh televisi milik pemerintah, TVRI Kalsel.
Baca Juga: Debat Publik Kedua Pilwali Banjarmasin, Paslon Saling Adu Gagasan
Entah disengaja atau memang ingin memancing emosi lawan bicara, Muhidin sering melontarkan ungkapan yang berpotensi disalahartikan oleh lawan bicaranya atau bahkan masyarakat yang menonton jalannya debat di televisi dan media sosial.
Salah satunya ketika Ia menceritakan pengalamannya bertanya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), apakah boleh memberikan bantuan sembako atau uang tunai kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 saat kampanye.
“Masyarakat kan kasihan terdampak pandemi. Saya sudah menanyakan kepada KPK apakah boleh memberikan sembako dan uang tunai? Tapi dijawab KPK tidak boleh karena itu dinilai politik uang,” jelasnya.
Baca Juga: Debat Perdana Pilgub Kalsel, Petahana ‘Diserang’ Isu Lingkungan