Find Us On Social Media :
Uji coba mesin kelotok dengan Bahan Bakar Gas (BBG) (Smart Banjarmasin/Jumahudin)

Konversi BBM ke Gas, Nelayan di Banjarmasin Belum Paham Penggunaannya

Jumahudin - Selasa, 24 November 2020 | 17:45 WIB

Banjarmasin, Sonora.ID - Sebagai bentuk langkah meringankan beban pengeluaran para nelayan di Banjarmasin, Pemerintah Kota Banjarmasin mendistribusikan paket konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran.

Program yang berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi VII DPR RI itu, disalurkan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin kepada 55 nelayan.

"Ini dalam rangka konversi mesin kelotok yang berbahan bakar minyak menjadi gas (elpiji). Agar tidak terfokus pada bahan bakar fosil," ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas DKP3 Banjarmasin, Yuliansyah kepada Smart FM, usai sosialisasi, Selasa (24/11) pagi.

Ia mengklaim, jika dihitung secara ekonomis, penggunaan BBG bisa mengefesiensi biaya sekitar 30% - 50% dibanding saat pembelian BBM jenis bensin.

Meskipun sebenarnya, para nelayan yang ada tidak berlayar sampai ke laut lepas, melainkan hanya di sekitaran sungai-sungai di Kota Banjarmasin dan kabupaten tetanggga.

"Kalau yang sampai ke laut lepas itu biasanya kapal-kapal besar. Tapi di sini hanya perahu-perahu kecil bermesin dengan tangkapan udang dan ikan-ikan jenis sungai," pungkasnya.

Sementara itu, Fahrani (50), salah seorang nelayan dari Pengambangan mengaku belum terlalu mengerti penggunaan mesin dengan bahan bakar gas.

Bahkan, mesin berbahan gas itu belum dilengkapi dengan indikator atau penunjuk sisa bahan bakar yang telah habis digunakan.

"Seandainya habis di tengah sungai ke mana mencari gasnya? Kalau bensin bisa dilihat kalau mau habis, bisa menepi untuk membeli," ungkapnya.

Kendati demikian, Ia mendapat informasi dari tim penyuluh bahwa kekuatan mesin kelotok dengan BBG bisa hingga 20 jam.

Itu artinya, Ia bisa berlayar mencari ikan dengan jarak yang lebih jauh, sehingga hasil tangkapan bisa lebih masksimal.

"Biasanya dapat ikan sampai 10 Kg jenis panting. Tapi harga jualnya lebih murah," tandasnya.