Find Us On Social Media :
Jelang Musim Penghujan, Daop 2 Bandung Rutin Cek Jalur Kereta Api (Sonora Bandung)

Jelang Musim Penghujan, Daop 2 Bandung Rutin Cek Jalur Kereta Api

Indra Gunawan - Jumat, 27 November 2020 | 12:25 WIB

Bandung, Sonora.ID - Selain musim libur, Desember ini juga diprediksi merupakan musim penghujan. Terkait dengan ini,  PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 2 Bandung mewaspadai titik-titik rawan amblesan, longsoran dan banjir. 

Daop 2 Bandung sendiri sudah memetakan 44 titik daerah rawan yang semuanya dijaga 24 jam. Daerah yang rawan bencana banjir diantaranya di Cicalengka dan Rancaekek.

Sedangkan daerah yang rawan longsor dan amblas ada di daerah pegunungan, seperti Nagrek, Cipeundeuy hingga Tasikmalaya. Untuk rawan longsor ada di lintas antara Purwakarta dengan Ciganea.

"Untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada musim hujan ini, PT KAI Daop 2 telah siaga 24 jam di beberapa lokasi untuk antisipasi terhadap gangguan perjalanan kereta api," ujar Manager Humas PT KAI Daop 2, Noxy Citrea di ruang kerjanya, Kamis (26/11/2020).
 
Baca Juga: Empat Agenda Strategis Forum Zakat (FOZ) Kuatkan Gerakan Zakat
 
Di setiap titik rawan dijaga oleh Petugas Daerah Rawan (PDR) dan Flying Gank atau regu siaga.
 
Total petugas yang disiagakan berjumlah 250 orang yang secara intensif memantau dan menangani daerah tersebut selama 24 jam, guna memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi operasional kereta api.
 
Sementara itu Flying Gank disigakan untuk bertindak cepat menangani gangguan di daerah lintas. 
 
“Kami juga telah menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) guna mempercepat penanganan jika terjadi bencana alam yg mengganggu perjalanan KA. Amus ditempatkan di 4 lokasi yang mudah terjangkau seperti di Stasiun Purwakarta, Padalarang, Tasikmalaya dan Banjar. Amus berupa batu balas atau kricak, bantalan rel, pasir dan sebagainya," papar Noxy.
 
Baca Juga: Empat Agenda Strategis Forum Zakat (FOZ) Kuatkan Gerakan Zakat
 
Daop 2 pun setiap harinya melakukan pengecekan secara detail kondisi jalur oleh Petugas Pemeriksa Jalan (PPJ) yang berjalan kaki atau berkendara di atas rel dari stasiun satu ke stasiun.