Makassar, Sonora.ID - Awal tahun 2021 diwarnai kenaikan harga kedelai yang cukup memberatkan masyarakat. Di wilayah Jawa, lonjakan harga kedelai sangat memukul produsen tempe dan tahu. Sejak dua bulan terakhir, harga kedelai berada di kisaran 9 ribu lebih perkilogram. Padahal sebelumnya hanya 7 ribuan saja. Lantas bagaimana di Sulsel?
Lina, salah seorang produsen tempe di Makassar tepatnya di Baji Nyawa, Kelurahan Karanganyar, Makassar, tak menampik jika kenaikan harga kedelai sangat membebani. Apalagi, naiknya harga kedelai ini membuat produsen tak serta merta manaikkan harga jual tahu-tempe.
"Ya kami susah juga, harga kedelai naik tapi kami tidak bisa menaikkan harga jual ke pelanggan karena takut mereka lari. Nanti jualan kami gak laku," ujar Lina.
Baca Juga: Masih Banyak Warga Makassar yang Ragukan Vaksin Covid-19
Sementara, Anto, pedagang tempe di Pasar Terong Makassar mengaku, dirinya tetap menjual dengan harga normal. Ia menjual tempe seharga 5000 rupiah per potong dan tahun 1000 rupiah per biji. "Sama saja harganya, yang penting dagangan habis," terang Anto.
Terpisah, Ketua Asosiasi Suplier Toko Modern (Astom) Sulsel Makmur Mingko mengatakan, kenaikan kedelai baru terjadi lagi setelah dua tahun. Menurutnya, kedelai termasuk komoditas yang harganya cukup stabil.
Ia menyebut, awalnya yang mengalami lonjakan harga adalah kedelai impor. Sebab, sebagian besar produsen tempe tahu menggunakan kedelai impor.
Baca Juga: Pedestrian di Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar Molor dari Target