Sonora.ID - Bank Jago (ARTO) menjadi Bank Digital dengan ekosistem yang besar setelah Gojek memiliki ARTO sebesar 21.4%. Perkembangan Bank Digital pun diyakini masih memiliki potensi yang besar di masa depan karena faktor:
- Penetrasi Internet yang pesat
- Bonus Demografi Indonesia
- Literasi keuangan yang semakin meningkat
- Populasi masyrakat unbanked yang tinggi
- Aturan yang akomodatif
UMKM memiliki peran strategis bagi ARTO untuk menyalurkan kredit dan ARTO sudah memiliki jalan yang lancar untuk ‘menggarap’ pasar tersebut melalui Gojek. Gojek memiliki ekosistem dengan mitra yang mayoritas adalah UMKM. Dengan trend UMKM yang terus bertumbuh, tentu sangat menguntungkan ARTO. Ekosistem Gojek bisa menjadi modal awal ARTO sebagai bank digital dalam bersaing dengan bank lain.
Baca Juga: Menghitung Enterprise Multiple (EV/EBITDA)
Saat ini EMtrade merekomendasi ARTO HOLD. Saat ini ARTO diperdagangkan di PBV 18.3x, di atas rata-rata PBV 5 tahun sebesar 13.9x. Pendapatan bunga bersih naik 232,28% yoy, menjadi Rp33,47 miliar. Beban operasional lainnya neto meningkat 102% yoy menjadi Rp71,82 miliar. Bank Jago mencatat rugi Rp38,13 miliar per 31 Maret 2021 meningkat dibanding hun lalu Rp25,38 miliar.
Potensi Pasar yang Besar
Potensi dunia digital kedepan baik melihat pengguna internet di Indonesia yang terus bertumbuh. Berdasarkan data APJII, jumlah pengguna internet mencapai 196,7 juta jiwa per Juni 2020. Dari angka tersebut, 55.8% responden membeli kebutuhan secara online. Faktanya adalah, baru 9.8% yang menggunakan layanan keuangan digital seperti m-banking, i-banking, dan uang elektronik untuk membayar transaksinya belanja online tersebut.