Sonora.ID - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menilai, bahwa platform perdagangan online atau e-commerce telah mendekatkan produsen dan konsumen yang berdampak positif menciptakan kesejahteraan perekonomian.
“Seperti martabak Pecenongan, kalau suruh beli kesana dengan kemacetan Jakarta yang luar biasa tidak akan kesampaian, tetapi dengan sekali pencet (platform e-commerce) tidak ada satu jam barangnya sudah sampai dan masih panas, jadi penjualan daripada martabak ini tumbuh berkat platform digital ini hal yang luar biasa,” tutur Menteri Lutfi dalam diskusi virtual bertema “Melindungi UMKM di Kanal Perdagangan Elektronik” bersama Harian kompas, Selasa (25/5/21).
Namun demikian secara bersamaan kata Lutfi, ada pihak asing yang memanfaatkan teknologi artificial intelligence dalam perdagangan. Mereka menggunakannya untuk mempelajari harga di pasar domestik lalu sistem produksi dan bahan bakunya, sehingga dapat ditiru dan dijual dengan harga lebih murah.
Baca Juga: Menparekraf : Insentif Bebas Ongkir Dijalankan oleh E-Commerce Dukung Pelaku Ekraf
“Pengusaha konveksi dua tahun 2016-2018 beroperasi mereka tumbuh luar biasa dan menjadi tren center industri fashion hijab di pasar Tanah Abang yang dijual sangat murah hanya 1.900 rupiah, dan hal itu tidak hanya menghancurkan kompetisi namun juga industri lokal, sehingga terjadi predatory pricing” tutur Lutfi.
Oleh karena itu Lutfi menegaskan, diperlukan langkah-langkah konkrit agar perdagangan di Indonesia dijaga tetap adil dan bermanfaat.
“Perdagangan ini harus menjadi perdagangan yang adil bukan bebas, kemudian perdagangan yang bermanfaat bagi konsumer, bagi pelanggan, rakyat dan bermanfaat bagi yang jual,” ucapnya.