Find Us On Social Media :
Perpustakaan Nasional menggelar rangkaian gerakan literasi di Kota Medan, Sumatera Utara. (Perpusnas)

Kepala Perpusnas : Literasi Bukan Sekedar Membaca

Jumar Sudiyana - Kamis, 24 Juni 2021 | 15:44 WIB

Medan, Sonora.Id - Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan kunci daya saing bangsa terletak pada kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang unggul. Sumber daya yang menguasai pengetahuan, teknologi, berjiwa kreatif, dan selalu melakukan hal-hal baru (inovatif).

Menurut Bando, kata kunci untuk menghasilkan SDM berdaya saing adalah kemampuan literasi.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando saat mengawali kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dan Pengukuhan Bunda Literasi Kota Medan Kahiyang Ayu pada Kamis, (24/06/2021).

“Dan perpustakaan memainkan peran penting sebagi supporting pembangunan di semua lini, apalagi untuk membangun sumber daya manusia unggul,” ujarnya.

Literasi berbanding lurus dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesejahteraan manusia. Literasi merupakan fondasi penting bagi pembangunan Sumut yang bermartabat.

“Kota Medan adalah etalasenya provinsi, jadi saya harapkan perhatian dan dukungan Pemda terhadap pengembangan literasi tidak main-main. Giatkan penulis lokal untuk menulis kekhasan daerah. Kembangkan perpustakaan digital. Desain perpustakaan menjadi tempat menyenangkan seperti di café. Bangun pojok-pojok baca di seluruh Kota Medan,” terang Ketua Dewan Perpustakaan Sumatera Utara Hasyim Purba.

Senada dengan Kepala Perpusnas, Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan menambahkan bahwa literasi bukan hanya membaca. Tetapi perlu kedalaman menelaah informasi.

Tanpa pemahaman informasi yang utuh kondisi negara bisa menjadi ‘horor’. Masyarakat harus diberikan pemahaman demikian.

Seperti kondisi yang terjadi belakangan ini, di saat bangsa sedang berjibaku menangani Corona, ada sebagian pihak yang kurang beretika menyebarkan ragam informasi yang menakuti masyarakat. Bukan sebaliknya, yakni bagaimana mencegah penyebaran Corona agar tidak meluas.

“Padahal ketika informasi negatif diterima, dan menjadi pikiran malah bisa berdampak pada penurunan imunitas. Ini juga yang mesti diperhatikan,” urai Sofyan Tan.

Terkait dengan pembangunan perpustakaan di Indonesia, Komisi X DPR RI selalu memberikan dukungan kepada Perpustakaan Nasional untuk memaksimalkan pemanfaatan dana alokasi khusus (DAK) untuk kemajuan perpustakaan dan dunia literasi Tanah Air.

“Seluruh anggota Komisi X DPR RI sepakat mendorong kenaikan anggaran untuk mendukung indeks literasi nasional,” tambah Tan.

Wakil Walikota Medan Aulia Rachman. Ia menilai dana bantuan operasional sekolah (BOS) tidak sebatas dipakai untuk keperluan belajar mengajar tetapi bisa digunakan memenuhi aspek perpustakaan sekolah. Dan dana kelurahan/desa bisa digunakan untuk pembangunan taman-taman literasi.

“Jangan gunakan ego sektoral. Ini yang sering terjadi di kebanyakan daerah, termasuk di Kota Medan. Kebijakan penting yang menyangkut masa depan bangsa jangan dipikirkan secara parsial melainkan di kolaborasikan. Sebagai pemimpin, tidak perlu takut melahirkan kebijakan meski hal tersebut bukan berada zona nyamannya,” tegas Aulia.