Palembang, Sonora.ID - Dalam rangka mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Gubernur Sumsel membentuk Satgas Karhutla. Salah satu satgas yang dibentuk adalah satgas udara.
Letkol Pom Eko Slamet Widodo, Kadisops Lanud SMH, dan Dansubsatgas Udara kepada Sonora (25/08/2021) menjelaskan satgas udara dibentuk untuk penanganan kebakaran hutan, fokusnya adalah melaksanakan patroli udara dan water bombing melalui udara menggunakan helicopter.
“Selama bulan Agustus, sudah lebih dari 50 kali water bombing karena hot spot di bulan Agustus sekitar 180 hotspot oleh heli patroli satgas udara,” ujarnya.
Hotspot banyak muncul di daerah OKI, OI, Banyuasin dan bagian utara Sumsel. “ Hampir merata hotspotnya,” tukasnya.
Baca Juga: BPBD Penajam Paser Utara Ingatkan Warga Supaya Tidak Membuka Lahan dengan Cara Membakar Hutan
Patroli udara dilakukan dengan mempertimbangkan factor cuaca. Bila cuaca tidak memungkinkan maka tidak dilakukan patroli udara karena keselamatan adalah keutamaan.
Satgas udara memiliki 2 heli untuk patroli dan 5 heli untuk water bombing. Bila hotspotnya besar maka dibutuhkan 3 heli sekaligus untuk melakukan water bombing.
Waktu tempuh heli menjangkau hotspot api tergantung dari jarak lokasi. Yang terdekat seperti OI dan OKI dibutuhkan waktu tempuh selama 20 menit. Bila jauh seperti di bayung lincir bisa memakan waktu selama 40 menit perjalanan.
Baca Juga: Bupati Dodi Reza Alex Salurkan Bantuan Beras PPKM Bagi 25.552 KPM
Pengambilan air dilakukan di sumber air terdekat seperti di sungai, kolam atau genangan air. Kapasitas heli sekali mengangkut air berjumlah 4000 liter.