Sonora.ID - Salah satu pola asuh yang sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan para orangtua di seluruh dunia adalah metode tiger parenting.
Untuk pertama kalinya pola asuh tiger parenting diperkenalkan oleh penulis Amy Chua lewat bukunya, Battle Hymn of the Tiger Mother. Wanita yang merupakan profesor hukum di Universitas Yale, AS ini menulis tentang pengaruh kebudayaan Cina, yang dimilikinya, dalam pola pengasuhannya.
Dalam bukunya yang berjudul Tiger Mom ini, ia menceritakan bagaimana jenis parenting yang diterapkan untuk mendidik anak-anaknya.
Namun ternyata beberapa hal yang dilakukannya justru memicu pro kontra dari banyak pihak dan beberapa yang lain mendukungnya. Kendati demikian, berdasarkan contoh kasus tiger parenting yang dijalani dan ditulisnya, Chua tetap yakin jika cara tersebut begitu bermanfaat.
Baca Juga: Maksimalkan Era Digital bagi Anak: Orang Tua, Simak 7 Poin Penting Ini
Menurutnya, dampak positif tiger parenting terlihat melalui kesuksesan anak-anaknya di sekolah maupun studi musik yang dijalaninya.
Apa itu Tiger Parenting?
Tiger parenting adalah metode pengasuhan yang bersikap keras dan otoriter secara terang-terangan. Banyak orang memandang jika gaya pengasuhan anak ini terlihat dingin, menuntut, dan kerap kali tidak mendukung secara emosional.
Tiger Mom, seperti itulah Chua mendeskripsikan dirinya, hal -hal yang dilakukan adalah seperti melarang anak perempuannya menonton televisi, bermain game komputer, menginap, berkencan, atau mendapatkan nilai kurang dari A.
Keberhasilan akademik wajib dicapai dengan pengorbanan apapun termasuk kekurangan waktu bermain dan kelonggaran lainnya untuk anak, itulah pesan utama dari pola asuh anak ini.
Baca Juga: 12 Penyebab Miscommunication di Dalam Keluarga, Pakar: Termasuk Memuji