Sonora.id - Baru-baru ini muncul varian baru virus corona yang kabarnya kebal terhadap vaksin.
Varian baru itu adalah virus corona varian Mu, atau dikenal sebagai B.1.621. Varian baru Mu ini ditambahkan dalam daftar pantauan WHO sejak 30 Agustus 2021 lalu dan telah dideteksi di 39 negara.
Mengapa terus muncul varian baru virus Covid-19 dan apa yang harus dilakukan?
Menurut Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia, Profesor Doktor Tjandra Yoga Aditama, virus apapun, bukan hanya virus covid, akan selalu bermutasi dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Antisipasi Varian Mu, Kemenkes RI Tingkatkan Kebijakan Karantina Internasional
“Virus, sebenarnya virus apapun juga bukan hanya virus covid, virus influenza atau virus macem-macem itu akan selalu mungkin saja bermutasi dari waktu ke waktu, ada mutasi baru varian baru. Ada yang nanya kok yang lain nggak pernah kedengaran, kok Covid selalu ada beritanya? Karena setiap hari kita pelototin Covid ini, kita kan nggak perhatiin virus-virus yang lain kan? Sehingga ketika ada pergerakan sedikit akan menjadi berita besar.” Kata Prof. Tjandra dalam wawancara dengan Radio Sonora Jumat (10/9/2021) pagi.
Profesor Tjandra menambahkan, sekarang ada varian Mu, tanpa bermaksud menakut-nakuti, barangkali nanti ada lagi yang lain.
Karena itu memang bagian dari kehidupan virus. Kalau ada varian baru, itu belum tentu berbahaya, bahkan sebagian besar tidak berbahaya, hanya saja terhadap sebagian kecil varian itu ada yang harus diwaspadai.
Ada lima hal yang harus diwaspadai, yaitu pertama, apa dampaknya terhadap penularan, kedua terhadap berat ringannya penyakit, ketika terhadap kemungkinan infeksi berulang, keempat terhadap diagnosis apakah PCR masih bisa dipakai, apakah antigen masih bisa digunakan, yang kelima apa dampaknya terhadap vaksin.
Baca Juga: Belum Kelar Delta, Kini Muncul Varian Virus Corona Mu yang Disebut Kebal Vaksin Covid-19