Sonora.ID – Perjalanan membangun bisnis selalu penuh dengan lika-liku yang tak bisa diduga. Tantangan yang dihadapi pebisnis dapat direspons dengan dua cara, yaitu bertahan atau menyerah dengan keadaan.
Dalam bidang psikologi, teori grit (kegigihan, ketabahan) dikenal sebagai sifat non-kognitif yang didasarkan pada adanya gairah (passion), dan ketekunan (perseverance) untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Eksistensi dari grit menjadi menarik karena dianggap mampu membuktikan bahwa kecerdasan dan bakat bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan seseorang; baik dalam akademik, karier, bisnis, serta hampir seluruh dimensi kehidupan.
Semakin tingginya derajat grit seseorang, maka kemungkinan baginya untuk mencapai kesuksesan akan lebih tinggi. Hal ini memiliki kaitan dengan kemampuannya untuk menghadapi hambatan dan tantangan.
Baca Juga: Evaluasi Diri Agar Berhasil Capai Target Penjualan Akhir Tahun
Dimensi Grit
Peneliti dari University of Pennsylvania yang mempopulerkan teori mengenai grit, Angela Duckworth, mengidentifikasi dua hal yang menjadi dimensi dari grit, yakni consistency of interest dan perseverance of effort.
Apa yang dimaksud dari consistency of interest, yakni seberapa konsisten seseorang dalam mempertahankan minat atau fokusnya. Apakah hal yang menjadi pekerjaannya mudah tergantikan, terdistraksi oleh hal lain, berubah-ubah seiring berjalannya waktu, hilang dari fokusnya, atau sebaliknya (bertahan selama jangka waktu yang panjang).
Sementara, perseverance of effort mengarah pada ketekunan seseorang dalam berusaha. Apakah seseorang merupakan pekerja keras, ulet, selalu menyelesaikan apa yang telah ia mulai, bertahan dengan proses yang membutuhkan durasi cukup lama, serta kemampuan untuk menghadapi rintangan yang menghalanginya.
Baca Juga: Tips Menimbang Risiko dalam Berbisnis dari Tung Desem Waringin