Find Us On Social Media :
Kepala OJK KR 2 Jabar, Indarto Budiwitono saat acara di Subang, Sabtu (30/10/2021) / Gun ()

Kinerja Sektor Keuangan Jawa Barat Stabil dan Positif

Indra Gunawan - Minggu, 31 Oktober 2021 | 10:35 WIB

 

Bandung, Sonora.ID - Percepatan akses keuangan masyarakat di Jawa Barat telah menjadi prioritas, mengingat akses keuangan sangat diperlukan tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga untuk menggerakkan perekonomian di masa pandemi dengan tersedianya akses terhadap sumber pembiayaan atau produk serta jasa keuangan lainnya.

Untuk mengupayakan hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat terus meningkatkan pengawasan dan mendorong pelaksanaan kebijakan yang telah dikeluarkan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor jasa keuangan seiring dengan bangkitnya perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19, agar lembaga jasa keuangan Jawa Barat tetap memiliki cukup ruang untuk berkontribusi dalam menyediakan pembiayaan ke sektor yang produktif dan potensial.

"Sampai dengan September 2021, stabilitas sistem keuangan Jawa Barat masih dalam kondisi terjaga. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masyarakat oleh Perbankan Jawa Barat bertumbuh sebesar 7,35% (yoy). Seiring pertumbuhan DPK, penyaluran kredit/pembiayaan juga tumbuh positif sebesar 6,88% (yoy), lebih baik dari nasional yang bertumbuh sebesar 2,21% yoy," jelas Kepala OJK KR 2 Jabar Indarto Budiwitono kepada Sonora Bandung, Sabtu (30/10/2021).

Baca Juga: Percepat Herd Immunity, Dinas Kesehatan Pemkab Bandung Gandeng Pihak Ketiga

Menurutnya, di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko kredit perbankan di Jawa Barat masih pada level yang manageable meskipun mengalami kenaikan dari periode sebelumnya dengan indikator Non-Performing Loan (NPL) gross September 2021 sebesar 3,96% (September 2020: 3,65%).

Sementara dari penetrasi pasar modal di Jawa Barat, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat bertumbuh 110% menjadi sebanyak 1,29 juta atau 20,3% dari total SID Nasional dan menempati posisi pertama diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Adapun transaksi saham per September 2021 mencapai Rp322 triliun atau sekitar 9,06% dari transaksi Nasional.

Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa produk Pasar Modal telah menjadi salah satu pilihan utama dari masyarakat dalam berinvestasi di masa pandemi.