Palembang, Sonora.ID - Mulyadi, seorang kepala keluarga harus bekerjakeras demi menghidupi keluarganya.
Saat ini dirinya berprofesi sebagai pemulung, kepada Sonora (8/11/2021) dirinya menceritakan suka duka kehidupan yang harus dijalaninya menjadi seorang pemulung.
“Saya menekuni pekerjaan ini sudah 5 tahun. Pekerjaan ini saya tidak bisa menentukan berapa yang akan didapat, yang diberikan Tuhan itulah yang saya terima. Yang terpenting harus jalan, mencari dan mencari, tetap semangat dimasa pandemi,” ujarnya.
Mulyadi mengumpulkan kardus-kardus dan langsung menjual kepada pengepul.
“Alhamdulillah pendapatan dari sini bisa menghidupi anak dan istri saya untuk sekolah dan biaya yang lain,” tukasnya.
Baca Juga: Hindari Kesan Kumuh, Tim Kecamatan Dentim Data Pedagang dan Pemulung di Kawasan Lapangan Kapten Japa
Pendapatannya 1,5 hingga 2 juta perbulan, pendapatan lain dari menjual gas meskipun mengecer.
“Dari gas dapat tambahan 70 hingga 80 ribu,” tukasnya.
Ia memiliki keinginan usahanya lebih besar lagi dengan memiliki mobil sendiri sehingga harga bisa bersaing.
Saat cuaca hujan dirinya kesulitan karena kardus-kardus yang dibawa harus ditutup terpal. Saat menutup dengan terpal harus berhenti ditengah jalan, kadang menimbulkan kemacetan.
“Tetap semangat dan yakin rezeki sudah ada yang mengatur. Tuhan memberi kadang tidak hanya uang tetapi ide didalam hati,”tutupnya.
Baca Juga: Bergelut dengan Limbah B3, Begini Cerita Kekhawatiran Pemulung di TPA Basirih