Sonora ID - Saham-saham batu bara cukup aktif pada perdagangan hari ini. Salah satu emiten emas hitam yang aktif adalah ADRO dengan 12.497 kali transaksi sehari.
Saham ADRO sendiri ditutup di level 1.705/lembar, naik 3,9% dari harga penutupan kemarin. ADRO juga mencatatkan pembelian asing bersih di seluruh pasar sebesar Rp 10,58 miliar.
Selain itu, ADRO pun menarik secara teknikal sehingga kami memberi rekomendasi buy untuk jangka pendek. Selain teknikal, momentum harga batu bara yang tinggi juga jadi perhatian kami.
Batu Bara Membara Sepanjang 2021
Harga batu bara acuan Newcastle sepanjang tahun 2021 telah naik 87.23% year-to-date (ytd) dan berada di US$ 154/ton saat ini (23/11/2021).
Level harga sekarang sudah turun 42,86% dari harga tertinggi batu bara sepanjang masa yang dicapai pada bulan Oktober yaitu US$ 269,5/ton.
Lonjakan harga batu bara didorong oleh kombinasi pasokan yang ketat dan permintaan yang tinggi dari China.
Harga batu bara diperkirakan tetap tumbuh tinggi sampai akhir tahun 2021 dibanding tahun lalu, walaupun ada intervensi pemerintah China yang membuat harga longsor dari puncak tertingginya.
China sebagi konsumen batu bara terbesar dunia, saat ini sudah memasuki musim dingin. Bahkan lebih ekstrem dibanding biasanya.
Beijing mulai masuk musim dingin pada bulan Oktober, 20 hari lebih cepat dari biasanya mulai beku pada awal November. Kemudian, pada pertengahan Oktober daerah Henan, Anhui dan Jiangsu suhu turun 10 derajat celcius hanya dalam waktu sehari.
Kondisi tersebut diperkirakan akan meningkatkan permintaan batu bara yang digunakan sebagai pemanas.
Baca Juga: Cek Daftar Hitam Perusahaan Punya Utang Jumbo di Pasar Saham RI
Sementara itu di wilayah lain, harga batu bara di Afrika Selatan terus melonjak karena masalah jalur kereta api yang menghubungkan provinsi pertambangan batubara Afrika Selatan dengan pelabuhan Richards Bay, melansir portal berita The Coal Hub.
Di Australia, harga batubara terus menguat karena permintaan dari perusahaan listrik Asia meningkat untuk mengantisipasi musim dingin.
Musim hujan di Indonesia sudah mulai berdampak pada produksi volume, yang mendorong harga batubara Indonesia juga lebih tinggi.