Yogyakarta, Sonora.id - Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo menyampaikan arahannya pada acara Peluncuran Program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) Secara Serentak di Seluruh Kampung Keluarga Berkualitas Se-DIY melalui virtual pada Selasa (30/11/21)
Menurut Hasto, pembangunan DASHAT ini tentu menindaklanjuti spirit dari arahan Bapak Presiden terkait dengan percepatan penurunan stunting yang harus menuju angka 14% di tahun 2024, waktu tinggal 2,5 tahun sehingga kita harus bekerja cepat dalam rangka untuk merespon stunting itu.
“Kesempatan untuk mencegah stunting itu ada pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhitung sejak pertemuan antara sel telur dan sel sperma sampai si anak umurnya 2 tahun kurang sedikit karena orang hamil itu 280 hari kemudian diluar tinggal sisanya 720 hari dan itulah membutuhkan asupan yang sangat penting untuk gizi seimbang,"kata Hasto.
Sebetulnya pertanda bahwa 1000 hari itu penting sudah ada didalam ciri-ciri bayi itu sendiri dimana sebelum usia 1000 hari ubun-ubunnya belum menutup jadi masih renggang karena otak masih bisa berkembang tetapi begitu masuk 1000 hari maka tulang ketemu tulang sehingga kepala sudah tidak dapat berkembang lagi sehingga itulah kesempatannya 1000 HPK untuk memberikan asupan nutrisi yang sebaik-baiknya.
Hasto menambahkan bahwa Kabupaten Kota se-DIY dan rata-rata di DIY sudah rendah stuntingnya terutama di Yogya ini kurang lebih sekitar 12% dan Insyallah dari Yogya ini bisa zero stunting dan kami harapkan di Yogya ini adalah salah satu percontohan tingkat nasional jika dukungan semuanya bisa bersama-sama berhasil menurunkan stunting.
Baca Juga: BKKBN Siapkan Tim Pendamping Keluarga Untuk Cegah Stunting
BKKBN berusaha untuk bagaimana stunting di 2024 itu betul-betul tercapai 14% sehingga BKKBN dengan strategi mencegah jangan sampai terjadinya stunting dan itu BKKBN beberapa bulan yang lalu sudah membuat terobosan atau inovasi untuk penurunan stunting yaitu dengan membentuk tim pendamping keluarga,.
"Jadi stunting itu dimulai dari keluarga pendekatan melalui keluarga dimana tim pendamping keluarga ini di DIY sudah terbentuk sekitar 1.852 dimana setiap tim pendamping keluarga itu ada 3 unsur yaitu dari Kesehatan atau Bidan, Tim Penggerak PKK dan Kader-kader yang ada di daerah.” tegas Hasto.
BKKBN menyarankan bagi calon-calon pengantin 3 bulan sebelum melakukan pernikahan agar mendaftarkan diri di KUA dan kita bekerjasama dengan Kementrian Agama agar melihat data-data dari calon pengantin tersebut apakah memang sudah sehat dan memenuhi syarat kesehatannya apakah tidak ada yang namanya kurang darah dan sebagainya.
Bagi calon pengantin yang ingin melaksanakan pernikahan kalau memang belum sehat, tetap melaksanakan akad nikah tetapi jika dideteksi ternyata kurang sehat maka diharapkan ditunda dulu kehamilannya. Harapannya begitu hamil dan melahirkan diharapkan anaknya sehat.