Jakarta, Sonora.Id - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI mengemban salah satu fungsi sebagai perpustakaan pelestarian budaya bangsa.
Dalam pelaksanaannya, tidak hanya pelestarian dalam bentuk karya cetak dan rekam, tetapi juga melestarikan ide dan gagasan. Seperti halnya ide dan gagasan yang dilahirkan Tjokorda Raka Sukawati yang merupakan penemu teknik konstruksi jalan layang sosrobahu. Sosrobahu memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Deni Kurniadi, mengatakan gagasan dan pemikiran menjadi sumbangsih Tjokorda Raka Sukawati untuk membangun semangat bangsa.
"Pemikiran dan gagasan beliau, menjadi sumber inspirasi, serta spirit, patriotisme dalam membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik," kata Deni Kurniadi dalam Peluncuran Buku Melangkah Tanpa Lelah, Tjokorda Raka Sukawati, Penemu Teknik Konstruksi Jalan Layang Sosrobahu yang digelar secara hybrid, pada Kamis (9/12/21).
Dikatakan, loncatan peradaban dunia dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan disrupsi yang sangat kuat di seluruh sendi kehidupan masyarakat. "Oleh karena itu, masyarakat berpengetahuan menjadi tolak ukur bagi suatu bangsa dapat menjawab persaingan global, dan meningkatkan ekonomi. Kehadiran sosok seperti Tjokorda Raka Sukawati sebagai cerminan budaya literasi yang tinggi," lanjutnya.
Baca Juga: Atasi Permasalahan Infrastruktur di Palembang, Harnojoyo Apresiasi Kinerja PUPR
Dalam kesempatan sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyebut Tjokorda Raka Sukawati sebagai salah satu tokoh insinyur dan inovator kebanggaan Indonesia.
"Teknik landasan putar bebas hambatan atau sosrobahu merupakan sebuah mahakarya yang telah mendunia, dan telah diterapkan di berbagai proyek jalan layang di dalam maupun luar negeri," ujarnya.
Basuki menjelaskan, penemuan sosrobahu bermula pada tahun 1976 kala Kementerian Pekerjaan Umum akan membangun jalan tol dari Jagorawi menuju Tanjung Priok. Menurut rencana, proyek tersebut dikerjakan oleh pihak asing, tetapi keputusan penting memberikan peran perusahaan nasional untuk menyelesaikannya. Pada saat itulah Tjokorda dipercaya dan ditunjuk sebagai ketua manajemen proyek, dan melahirkan metode tersebut.
"Beliau telah menunjukkan anak bangsa mampu membangun secara mandiri dengan daya pikir, kreasi yang dimilikinya. Hal ini menjadi teladan kami di PUPR khususnya, dan warga Indonesia umumnya," jelasnya.
Penamaan sosrobahu terinspirasi dari ajaran Tri Wikrama yaitu kemampuan titisan Wisnu untuk berubah wujud menjadi raksasa yang besar dan bertangan seribu. Hal ini merupakan refleksi religius atas kreasi terwujud melalui tangannya.
Saat ini, lanjut Basuki, sosrobahu telah berkembang dalam versi kedua. Peningkatan kinerja makin dibutuhkan untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan konstruksi jalan. "Sosrobahu tidak hanya menopong jalan layang, melainkan juga menyangga harapan kita bahwa inovasi kerekayasaan sipil akan terus hadir di Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan keluarga, Tjokorda Gede Abinanda Sukawati, mengatakan biografi Melangkah Tanpa Lelah merupakan amanah dari almarhum Tjokorda Raka Sukawati, dan telah dipersiapkan beberapa tahun sebelum beliau wafat.
"Bagi saya, ayah sosok yang sangat gigih dan disiplin. Bahkan di usia senja, ayah masih terus bekerja mengembangkan teknologi sosrobahu. Dengan harapan dapat dipakai terus dalam rentang waktu yang panjang dan dalam berbagai medan," katanya.
Pria yang akrab disapa Abi ini berharap, pembaca dapat mengenal sosok Tjokorda Raka Sukawati dari sisi yang berbeda. "Melalui buku ini, almarhum berharap pembaca dapat memberikan inspirasi bagi semua generasi dan menambah wawasan terhadap kehidupan penemuan teknologi beliau. Semoga buku ini dapat memberikan impact yang positif bagi banyak kalangan," harapnya.