Sonora.ID – “Jangan lupa cuci pembalut,” “kamu mens, ya? Minum soda aja supaya banyak keluarnya,” “Badmood banget deh, lagi ‘dapet’ hari pertama.”
Cewek-cewek yang sudah mengalami siklus bulanan menstruasi pasti relate banget dengan kalimat-kalimat di atas.
Nggak cuma kaum hawa, bahkan belakangan ini semakin banyak, lho, kaum adam yang mulai mempelajari dan memahami perihal masa haid perempuan ini, dengan tujuan agar bisa memberikan semangat dan dukungan untuk orang yang terkasih.
Indonesia sejak dahulu kala, memiliki banyak mitos dan tradisi seputar menstruasi atau haid yang sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat lokal.
Bahkan tak jarang mitos-mitos dan tradisi ini masih dipercaya hingga saat ini dan diturunkan dari generasi ke genarasi.
Artikel ini akan mengupas mengenai mitos dan tradisi menstruasi di Indonesia, beserta dengan penjelasan fakta atau ilmiah di baliknya.
Disebut ‘darah kotor’
Para pendahulu kerap menjelaskan pada wanita muda bahwa, darah yang keluar saat siklus menstruasi merupan darah kotor yang dikeluarkan secara alami oleh tubuh guna ‘membersihkan’ diri sendiri setiap bulan.
Apakah kamu pernah mendengar dan mempercayai penjelasan ini?
Sekilas, pernyataan ini memang terdengar sangat ilmiah, namun sayangnya jika dilihat secara teori, anggapan tersebut tidaklah benar adanya.
Menurut, Maria Sophocles, M.D, dokter kebidanan dan kandungan dari Penn Medicine Princeton, menstruasi menandai akhir dari rutinitas bulanan Rahim, di mana lapisan jaringan rahim tumbuh sebagai persiapan akan kehadiran embrio.
Namun jika tak ada embrio yang hadir, maka jaringam ini akan luruh bersama darah dan kita yang disebut dengan menstruasi.
Baca Juga: Apa itu Menstrual Cup, Kelebihan, dan Kekurangannya Bagi Perempuan?