Palembang, Sonora.ID - Abdul Rahmad Zahrial Amin, S.T, M.T, Dosen Arsitektur Unika Musi Charitas dalam acara IT Corner Sonora FM Palembang (14/12/2021) mengatakan bahwa kenyamanan termal dalam arsitektur merupakan suatu kondisi tubuh manusia terutama otak merasakan keadaan nyaman dalam suatu lingkungan.
“Perilaku seseoarng berbeda-beda dalam menghadapi ketidaknyamanan, misal kepanasan atau gerah maka akan berusaha agar bisa menjadi nyaman,” ujarnya.
Ada tiga faktor yang mempengarui kenyamanan antara lain adalah suhu, kelembapan udara dan angin.
Suhu nyamannya berada antara 24 hingga 27 derajat celcius, kelembapan udara nyamannya antara 40 hingga 60 persen dan angin paling aman kecepatannya antara 0,3 hingga 0,5 meter per detik.
Baca Juga: Posko Bantuan Korban Erupsi Semeru Masih Dibuka di Palembang
“Faktor iklim, bangunan yang menghadap arah matahari akan menyebabkan lebih panas. Eleman pengguna seperti halaman luas, di cor atau conblock akan berpengaruh terhadap kenyamanan. Buka jendela yang lebar, berkaitan dengan energi agar angin bisa masuk atau dengan cross ventilation,” tukasnya.
Alat bantu yang yang bisa digunakan untuk membantu membentuk kenyamanan termal antara lain adalah suhu termo, RH humidity untuk mengukur kelembapan udara, anemometer untuk mengukur kecepatan angina.