Jambi,Sonora.Id - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang berhasil menjadi pemersatu dan menggabungkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat, pemerintah desa, pemerintah daerah serta organisasi sosial dan kemasyarakat lainnya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Mendis, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Selain itu, melalui Kelompok Tanggap Api Desa Mendis (Ketan Adem) PHE Jambi Merang juga berhasil menanggulangi masalah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Tomy Yohana, mitra binaan PHE Jambi Merang, mengatakan perjalanan Kelompok Ketan Adem penuh perjuangan. Berkat bantuan PHE Jambi Merang melalui program sosialnya terhadap masyarakat sekitar, Kelompok Ketan Adem masih bisa survive.
“Program sosial PHE Jambi Merang sangat nyata. Perusahaan bisa mempersatukan antara masyarakat dengan pemerintah desa, pemkab, organisasi sosial dan organisasi kemanusiaan lainnya. Intinya warga Desa Mendis yang awalnya tidak tahu, bisa mengetahuinya. Banyak dapat wawasan pengetahuan,” kata Tomy yang juga menjadi anggota Ketam Adem saat berbicara secara virtual dalam Sharing Session: Cinta Bumi Tanggap Api, Kisah Inspirasi Mitra Binaan PHE Jambi Merang, Jumat (17/12).
Baca Juga: Denfest ke-14, Walikota Jaya Negara Tinjau UMKM dan Pementasan Seni di Desa Adat Pohgading
Desa Mendis merupakan desa binaan PHE Jambi Merang melalui Program Desa Cinta Bumi Tanggap Api. Program yang dimulai pada 2017 tersebut memanfaatkan embung sebagai kolam retensi dan penghijauan kawasan embung. Setahun kemudian dilakukan revitalisasi embung dan pembukaan kawasan wisata dan wahana permainan air. Ketan Adem dilibatkan sebagai rescue team.
Pada 2019, dilakukan optimalisasi embung dengan menambah wahana air dan kolam renang anak. Tahun lalu, seiring dengan pandemi Covid-19 dilakukan pemberian fasilitas protokol kesehatan pendukung di kawasan embung.
Tomy mengatakan Desa Mendis juga berkontribusi ikut mengembangkan Ketan Adem dengan melibatkan dalam pengelolaan wisata embung.
“Mengelola aset desa yaitu tanah khas Desa Mendis untuk kami berkumpul, merencanakan kerja, hingga diskusi antar kelompok masyarakat,” kata Tomy.
Embung Desa Mendis berawal dari embung yang dicadangkan bagi persediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari saat musim kemarau maupun untuk kebutuhan masyarakat di luar Desa Mendis. Embung tidak pernah kering karena sumber airnya dari sumber air tanah.
Tomy mengatakan ada kesepakatan antara PHE Jambi Merang dengan pemerintah desa untuk mengembangkan wisata air di embung tersebut. “Target ke depan selain penghasilan desa juga untuk memberdayakan masyarakat desa melalui perdagangan kuliner dan aksesoris,” kata Tomy.
Tomy mengakui setelah dibangun pada 2017 oleh PHE Jambi Merang, objek wisata embung bisa menciptakan lapangan kerja dan UMKM. Lokasi yang tadinya kurang terawat, dengan didukung PHE Jambi Merang akhirnya menjadi bernilai guna yang terawat dan indah. “Kami juga telah mengembangkan tanaman holtikultura dengan debora nanas,” katanya.
Selain itu, dengan dibentuknya Ketan Adem di wilayah Desa Mendis tidak ada lagi Karhutla. Berbeda dengan sebelumnya terbentuk Ketan Adem terjadi kebakaran luar biasa, baik dari kebun masyarakat produktif maupun kebun yang tergolong lahan tidur.