Pontianak, Sonora.ID - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu mengatakan, kasus demam berdarah (DBD) di Pontianak didominasi oleh anak-anak usia sekolah dengan rentang usia 9-10 tahun.
“Kalau DBD dominan usia sekolah, umur di bawah 9-10 tahun. Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan adanya Covid 2020-2021 tidak ada tatap muka, anak-anak di rumah, kasus DBD kita menurun, jadi ini kasusnya rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Handanu, pada Senin (03/01).
Ia menjelaskan, alasan anak-anak lebih mudah terserang DBD lantaran daya tahan tubuh dan tingkat imunitas anak yang masih rendah.
Baca Juga: Kepala Dinas Kesehatan Pastikan Kasus DBD di Pontianak Tidak Telan Korban Jiwa
“Daya tahan tubuh anak, tingkat imunitas, kemudian anak-anak itu mungkin di lingkungan sekolah tingkat kebersihan masih rendah, jadi risikonya anak-anak lebih tinggi. Meski anak-anak rawan terhadap DBD, bukan berarti tidak menyerang dewasa, tapi kalau dewasa relatif bisa dipaksa makan, minum dan daya tahan tubuh bagus. Kalau anak cepat drop,” jelas Handanu.
Ia menyampaikan, demam berdarah disebabkan oleh rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Orang lupa membersihkan halaman, banyak sampah berserakan, lupa menguras penampungan air, padahal nyamuk mengandung virus itu,” ucapnya.