Makassar, Sonora.ID - Database data pokok pendidikan (dapodik) saat ini masih berantakan. Dampaknya, terhadap pemetaan potensi yang dianggap tidak akurat.
Kepala Disdik Makassar, Muhyiddin Mustakim mengungkap hal itu saat ditemui di kantornya belum lama ini. Langkah yang bakal diambil dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh.
"Makanya yang saya kerja segera ini adalah data potensi. Contohnya, kita di sini terlalu banyak guru, nah kami butuh ini data. Sekarang kan datanya belum bisa ditunjukkan,” ujarnya.
Dia menjelaskan sistem dapodik belum sinkron dengan realitas yang ada di lapangan. Pendataan pasif dan sekolah baru mengumpulkan laporan ketika dimintai.
Baca Juga: PTM 2022 di Makassar, Semua Pelajar Masuk Sekolah dan Tidak Ada Lagi PJJ
“Sekarang saya minta semua data baik rombongan belajar, jumlah siswa, jumlah guru, dan kebutuhan guru, termasuk kualifikasi, termasuk guru kontrak,” ujar pejabat baru Disdik Kota Makassar itu.
Dari data tersebut, Muhyiddin menyampaikan bakal melakukan verifikasi. Salah satunya melihat apakah betul di Makassar masih kekurangan guru, atau justru sebaliknya.
“Kalau over, kalau dia guru kontrak maka saya akan pertimbangkan untuk tidak dilanjutkan. Karena ini kan buang-buang uang negara. Bukan berarti kita berhentikan,” tegasnya.
Dia menanggapi dugaan kelebihan guru berstatus kontrak atau honorer. Kebijakan pengurangan bakal diambil dengan melihat kualifikasi dan hasil kerja mereka.
Jika hasilnya tidak sesuai harapan, tidak akan segan untuk memutus kontraknya.
"Karena yang terjadi, keluhan-keluhan kepala sekolah guru kontrak yang diangkat itu oleh pemerintah kota lebih takut sama koordinatornya dibanding kepala sekolah,” jelasnya.