Sonora.ID - Sejak kehadiran Covid-19 pertama kali, masyarakat sudah diberikan peringatan terhadap gejala awal yang terasa ketika sudah terpapar penyakit tersebut, yaitu kehilangan indra penciuman.
Kehilangan indra penciuman atau anosmia ini bahkan masih sering diderita oleh pasien yang sudah sembuh dari paparan Covid-19.
Hal ini dibenarkan oleh dr. Yulius Kristanto yang hadir sebagai narasumber pada program Konsultasi Kesehatan Sonora FM.
Selain itu, kehilangan indra penciuman juga memiliki kaitan erat dengan agnosia, yaitu tidak mampu mengecap rasa apapun dari makanan atau minuman.
"Jadi, memang, kalau kita makan makanan, 70%-nya berasal dari indra penciuman," jelas dr. Yulius.
Covid-19 yang menyerang tubuh akan sangat memengaruhi kinerja saraf yang berhubungan dengan indra penciuman serta pengecap.
Dalam proses pemulihannya, regenerasi indra penciuman dan pengecap akan berlangsung cukup lama pasca terpapar Covid-19.
Oleh sebab itu, banyak sekali yang mengalami kehilangan indra penciuman pasca terkena Covid-19.
Namun, tidak perlu khawatir karena hal tersebut tetap dapat diatasi berdasarkan ujaran dr. Yulius.
Baca Juga: Sebabkan Kegemukan saat Pandemi Covid-19, Ini 4 Tips Mudah Hindari Makan Ketika Bosan
Cara Menyembuhkan Kehilangan Indra Penciuman Pasca Covid-19
Pada program Konsultasi Kesehatan Sonora FM, dr. Yulius memberikan sebuah cara menyembuhkan kehilangan indra penciuman pasca Covid-19.
Dokter tersebut menyarankan untuk tetap melatih indra penciuman dan membiasakan untuk mencium bau sesuatu setiap paginya.
Salah satunya yaitu mencium bau kopi, teh, atau aromaterapi setiap pagi secara rutin agar saraf indra penciuman kembali berfungsi.
Selain itu, faktor psikologis sangat memengaruhi kesembuhan seseorang yang kehilangan indea penciuman pasca Covid-19.
Dengan tegas, dr. Yulius mengatakan untuk jangan stres akibat kehilangan indra penciuman.
Usahakan untuk selalu tenang dan berproses dalam membiasakan indra penciuman untuk kembali mencium bau sesuatu.
"Kalau misalkan dipikirin terus di rumah, lama-lama juga stres sendiri. Faktor psikologis itu berperan (penting) loh," pungkas dr. Yulius.
Baca Juga: Varian Omicron Menyebar, Ini 4 Tips Hindari Virus Selain dari Protokol Kesehatan