Find Us On Social Media :
Pengamat Transportasi,Prof. Erika Buchari (Fernano Oktareza)

Penggunaan Transportasi Umum di Palembang Rendah Partisipasi, ini Saran Pengamat

Fernado Oktareza - Senin, 17 Januari 2022 | 17:35 WIB

Palembang, Sonora.ID – Minimnya minat masyarakat Palembang dalam menggunakan transportasi umum yang berimbas pada pengelolaan bus rapid transit (BRT) TransMusi Palembang Jaya yang terpaksa vakum beroperasi dari awal tahun ini, menimbulkan berbagai tanggapan dari stakeholder terkait.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Pengamat Transportasi, Prof. Erika Buchari yang mengatakan bahwa dalam memajukan tranportasi umum di kota Palembang harus instrumen yang pas untuk saling terintegrasi.

“Instrumen tersebut seperti haltenya yang harus berdekatan, saling terhubung sama yang lain dengan mudah gitu dan tujuan yang lebih di perbanyak. Namun ketiga instrumen ini belum diterapkan,” ungkapnya ketika diwawancarai, Sabtu (15/01).

Bahkan, ia menilai untuk menginterpretasikan antar moda tidak hanya saling terhubung, namun pengelola juga harus bisa menganalisa kemauan dari masyarakat terhadap keberadaan moda transportasi massal.

Baca Juga: Dukung Kemajuan Literasi, Taman di Palembang Bakal Dilengkapi Pojok Internet Gratis

“Seperti contoh dalam tempo setahun kan untuk LRT itu terlalu buru-buru hanya untuk Asian games, kalau di Jepang itu bisa sepuluh tahun melihat partisipasi masyarakat dahulu baru di bangun,” ungkapnya.

Terlepas dari itu, Erika membantah bila budaya masyarakat yang lebih memilih moda tranportasi online ketimbang tranportasi massal menjadi salah satu faktor minimnya partisipasi masyarakat untuk menggunakan BRT ataupun LRT.

“Semuanya kembali lagi nominal, nah sekarang misal seperti ini kalau dari rumah outletnya gratis untuk menuju LRT, pasti masyarakat lebih memilih tranportasi umum ketimbang tranportasi online,” ungkapnya.

Bahkan kedepannya, keberadaan angkot juga akan dilibatkan dimana akan terlebih diberikan pembinaan dan percontohan angkot di subsidi seperti di Jakarta.

“Itu target kita sekarang, kalau ada uang itu dibiayai dulu ini digunakan untuk membuat percaya para konsumen, seperti di Jakarta angkot kalau mau dapat subsidi itu harus muter-muter terus gak boleh ngeteam itu sudah sesuai GPS (rute), dilengkapi AC dan alat tap untuk bisa berhenti dimana aja,” tuturnya.

Sebelumnya, Walikota Palembang, Harnojoyo mengungkapkan bahwa Pemkot Palembang mengajukan subsidi kepada Kemenhub RI guna mengoperasikan kembali BRT TMPJ.

Menurutnya, kedepan selain penambahan outlet dan koridor, sistem kerja dari tranportasi umum di kota Palembang nantinya juga akan saling terintegrasi mulai dari antar moda, outlet, dan bahkan LRT sekalipun.