Find Us On Social Media :
Status siaga banjir yang dikeluarkan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto (Sonora.ID)

Makassar Tetapkan Siaga Hadapi Bencana Banjir dan Angin Puting Beliung

Muhammad Said - Rabu, 19 Januari 2022 | 17:30 WIB

Makassar, Sonora.ID - Pemerintah menetapkan status siaga untuk menghadapi kemungkinan bencana banjir dan angin puting beliung.

Wali Kota Makassar, Danny Pomanto yang mengeluarkan hal itu seiring hasil pemantauan pada aplikasi cuaca dan pasang air laut.

Dari pemantauan, diperkirakan pada pukul 18.00 wita hari ini, Rabu (19/1/2022), akan terjadi banjir dan genangan.

Terlebih, hujan lebat hingga sangat lebat kemungkinan akan berlangsung sampai 21 Januari 2022 mendatang sesuai perkiraan BMKG.

Baca Juga: Hujan Disertai Angin Kencang, Pohon Tumbang Timpa Mobil di Makassar

Olehnya, dia memerintahkan kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD), camat dan lurah untuk segera melaksanakan protokol siaga bencana banjir dan puting beliung.

"Kepada seluruh masyarakat kota, diimbau untuk bersiap dan berdoa, dan lebih banyak berada di rumah," seperti dalam keterangan yang diterima.

Dia kemudian membandingkan curah hujan yang terjadi sebelumnya yakni masih di bawah 10 mm.

Sementara, kali ini pasang tertinggi bisa mencapai di atas 20 mm.

“Waktu 2019, curah hujan 36 mm. Waktu longsor di Gowa dan Jeneponto. Itu tingkat ukuran bahayanya,” sebutnya.

Dia berharap hal terburuk tidak terjadi. Apalagi, jika daerah tetangga hujan deras akan berdampak juga ke Makassar.

“Karena Gowa muaranya di sebagian besar sungai Jeneberang dan sebagian Maros salah satu muaranya di Tallo,” jelasnya.

Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini hujan lebat di wilayah Sulawesi Selatan. Peringatan berlaku selama tiga hari yaitu 18 sampai 20 Januari 2022.

Menurut pengamatan BMKG, berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat. Masyarakat diimbau mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi.

"Dampak tersebut antara lain potensi banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, keterlambatan jadwal penerbangan/pelayaran, dan meluapnya area tambak budidaya," kutipan peringatan dini BMKG yang diterima belum lama ini.