Find Us On Social Media :
Acara peluncuran Pil KB untuk ibu menyusui di Puskemsas Rejosari pada Rabu (19/01/2022) (Khairani Fitri Kananda)

Luncurkan Pil KB untuk Ibu Menyusui, BKKBN Riau: Kasus Stunting Tidak Boleh Diabaikan

Khairani Fitri Kananda - Kamis, 20 Januari 2022 | 16:55 WIB

Riau, Sonora.ID - Penurunan kasus stunting di Provinsi Riau, tidak lantas membuat BKKBN menurunkan tingkat kewaspadaan. Peluncuran pil KB untuk ibu menyusui, menjadi bentuk kepedulian BKKBN terhadap kasus stunting di Indonesia, termasuk Provinsi Riau.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia M.Si dalam acara peluncuran Pil KB untuk ibu menyusui di Puskemsas Rejosari pada Rabu (19/01/2022) mengatakan bahwa meskipun Riau menjadi salah satu provinsi yang menunjukkan penurunan kasus stunting, tetapi BKKBN Riau tetap giat menyosialisasikan pencegahan stunting kepada pasangan usia subur.

“Pengaturan kelahiran dengan pil KB ini menjadi salah satu langkah kami untuk percepatan penurunan stunting. Pil KB yang aman digunakan untuk ibu menyusui, sehingga sang Ibu bisa memberikan ASI secara ekslusif,” ujarnya.

Kekhawatiran para Ibu untuk menggunakan pil kontrasepsi pasca melahirkan, dalam hal ini telah menemukan jawabannya. Ketua Ikatan Bidan Indonesia, Hj. Darmiati, Amd. Keb, SKM, Mkes, menyebutkan bahwa Pil KB ini aman digunakan tanpa memengaruhi produksi ASI. “Yang penting si Ibu mengonsumsi pil-nya sesuai jadwal. Pil ini juga disebut dengan progestin only pill, yang mengandung zat progrestin yang tidak memengaruhi asi-nya,” tambahnya.

Baca Juga: Kepala Perwakilan BKKBN Riau: Meski di Bawah Angka Nasional, Angka Stunting di Riau Perlu Dapat Perhatian Serius

Mardalena mengungkapkan bahwa sesuai dengan amanat Perpres nomor 72 tahun 2021 dalam rangka percepatan penurunan stunting, meningkatkan KB pasca saling menjadi satu dari ada 4 indikator yang perlu diperhatikan. 

“Dengan mengatur jarak kelahiran melalui pil KB ini, si anak juga bisa mendapatkan kasih sayang yang ekslusif. Karena menurut penelitian,  kasih sayang yang tidak lengkap karena ada adik lagi dalam jarak yang dekat, bisa berpotensi memengaruhi perkembangan otaknya,” jelasnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekanbaru, Muhammad Amin dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pengendalian penduduk melalui pengaturan kelahiran perlu untuk dilakukan. Dengan demikian, peluncuran pil KB untuk ibu menyusui ini menjadi kabar gembira untuk mendukung kualitas sumber daya manusia yang lebih baik.

“Kita mendukung visi presiden untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang unggul, sehingga Indonesia bisa maju. Secara angka, dalam laporan di tahun 2021 pasangan yang mengikuti program KB sudah di angka 50%. Ini tentunya karena dukungan dari BKKBN dan Pemerintah. Kita tidak hanya mengedukasi pasangan yang sudah punya anak, tapi yang segera menjadi pasangan juga kita sosialisasikan. Dan untuk pengguna kontrasepsi sejauh ini tidak ada keluhan sama sekali,” jelasnya.

Amin berharap kedepannya pil KB ini dapat mendukung penurunan kasus stunting di Provinsi Riau, sehingga imbasnya pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.