Pontianak, Sonora.ID - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menegaskan untuk ritual keagamaan saat Tahun Baru Imlek dipersilahkan asal tetap menerapkan protokol kesehatan.
Namun, untuk kegiatan budaya seperti Tatung atau arak-arakan naga tidak diizinkan karena dapat menimbulkan kerumunan. Panduan pelarangan ini berdasarkan Satgas Penanganan Covid-19 Pusat.
"Imlek itu kita lihat dari panduan Satgas Pusat. Memang belum ada spesifik tapi kita lihat dari level kerawanan, maka Kalbar yang 8,6 persen pendudukanya etnis Tionghoa yang sebagian besar akan melaksanakan Imlek, maka kegiatan ritual keagamaannya disilakan tapi yang berkaitan dengan budaya dan memancing keramaian seperti Tatung arak-arakan naga tidak diizinkan, kecuali pemerintah pusat membolehkan. Kita kan hanya mengikuti," tegas Sutarmidji, pada Selasa (25/01).
Sutarmidji mengatakan, sebanyak 46 ribu warga Tionghoa asal Singkawang berada di luar Kalbar,
dan saat menjelang Imlek ini masyarakat Tionghoa akan kembali ke Kalbar untuk merayakan Imlek di kampung halaman.
Maka dari itu, Sutarmidji meminta kepada Sekda bersama Dinas Kesehatan untuk melakukan uji
swab secara acak kepada penumpang pesawat di Bandara Supadio.
"Masalah Imlek dan Cap Go Meh ini, saya pernah diberi data mengenai 46 ribu warga Tionghoa
Singkawang berada di luar Kalbar tersebar di Jawa, Taiwan, Hongkong, Jakarta dan sebagainya. Dari seluruh daerah mereka bisa pulang ke Kalbar untuk Imlek. Kita lihat dari sisi penerbangan akan padat. Saya minta kepada sekda dan dinkes untuk melakukan pengambilan uji swab dari setiap penumpang. Satu pesawat misal diambil 10 atau 20 persen," katanya.
Pemberlakuan uji swab acak di bandara ini untuk mencegah masuknya kembali varian Omicron ke
Kalbar yang akan berdampak pada kenaikan kasus positif Covid-19.
Seperti diketahui sebelumnya, varian Omicron sudah masuk ke Kalbar melalui perbatasan Entikong yang dibawa oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI). Hal ini menjadi kekhawatiran Gubernur Kalbar.
"Saya khawatir juga. Kita hari ini 17 kasus, 12 di antaranya dari PMI yang pulang. CT-nya ada yang 35-33 tapi ada juga yang 20an. Yang 20an ini saya suruh kirim ke Jakarta untuk memastikan Omicron atau bukan. Pertama indikasi atau ciri dari Omicron ini kan masih simpang siur, tapi Omicron itu pasti ada dan penyebarannya cepat," ucap Sutarmidji.
Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus Jelang Imlek, Satgas Covid-19 Pontianak Pantau Mobilitas Warga