Solo, Sonora.ID - Pasar Gede Hardjonagoro atau Pasar Gede Kota Solo dibangun sejak 1927, memiliki bangun fisik bergaya bangunan indis perpaduan gaya Belanda dan Jawa.
Pasar Gede Kota Solo ini berada di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah,dan tentunya menyimpan banyak sejarah di dalamnya.
Pasar Gede Kota Solo ini diresmikan oleh Gusti Kangjeng Ratu Hemas, yang merupakan istri Sri Susuhunan Paku Buwana X, pada 12 Januari 1930 dan memiliki letak yang strategis.
Karena secara geografis Pasar Gede berada di tengah-tengah Kota Solo, dekat dengan Balaikota Solo, dan disamping selatan pasar juga berdiri sebuah kelenteng, bernama Vihara Avalokitesvara Tien Kok Sie.
Selain itu Pasar Gede juga dilewati Kali Pepe yang merupakan jalur utama transportasi Kota Solo pada zaman kolonial.
Bangunan ini dirancang oleh arsitek Belanda bernama Ir Thomas Karseten, hingga saat ini bentuk asli bangunan masih terjaga dan tidak memiliki perubahan yang berarti.
"Gaya arsitektur Belanda berpengaruh pada bentuk bangunan menyerupai benteng dinding melingkar pada Pasar, dibangun hanya 1 lantai bagian tengah dan dua lantai pada ringnnya (dinding pasar)," kata Koordinator Komunitas Paguyuban Pasar Gede (Komppag), Wiharto, Rabu (26/1/2022).
Wiharto mengeklaim, bangunan Pasar Gede sebagai Best Modernitas Management Pasar Tradisional Kota Solo.
"Karena Pasar Gede merupakan miliki pola dasar pasar tradisional yang mengatur, menata, memanajemen pasar secara modern didalam operasionalnya. Meskipun sarana transaksinya bersifat tradisional, termasuk prilaku pedagang dan pengaruh ekonominya masih sangat dipengaruhi kultur masyarakat pendukungnya," ujar dia.
Baca Juga: Wajib Coba! Es Dawet Telasih Bu Dermi, Kuliner Legendaris Kota Solo
Selain itu Pasar Gede Kota Solo juga pernah mengalami beberapa kali kebakaran dan renovasi pada tahun 1948, 1998, dan 2000.
Renovasi terkahir yang di lakukan pada 2001, Pedagang Pasar Gede boyongan dari Pasar Darurat setelah kebakaran besar yang terakhir kali.
Pasar Gede juga memiliki komoditas dari berbagai kawasan di Solo Raya, dengan berbagai kebutuhan pokok yang disediakan.
Pasar Gede dulunya berawal dari pasar terbuka yang berisikan ruko-ruko atau warung-warung kecil, lalu bertranformasi menjadi bangunan pasar cukup yang besar dengan luas bangunan 6623 persegi, hal tersebut tak lepas dari banyaknya pendatang dan pedagang dari Belanda serta China.
Meski saat ini pandemi masihlah belum reda, namun Pasar Gede masihlah menjadi pusat perbelanjaan di Kota Solo dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Transaksi perbelanjaan juga mulai berangsur pulih dan telah mulai bertahap melakukan transaksi jual beli sevara digital.
Para pedagang Pasar Gede juga telah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis dua.
"Sampai hari ini, Pasar Gede masih eksis ditengah banyaknya pasar yang dibangun di Kota Solo. Mengikuti arus perubahan jaman," jelasnya.
Meskipun berada di Kawasan Pecinan, ternyata penghuni Pasar Gede bukanlah hanya etnis Tionghoa saja, melainkan ada banyak etnis yang melebur jadi satu. Yakni, etnis India dan Jawa.
Baca Juga: Jelang Tahun Baru Imlek Pemkot Solo Akan Gelar Kembali Solo Imlek Festival 2022