Pontianak, Sonora.ID - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat meresmikan Galeri Hasil Hutan di Jalan Veteran Pontianak tepatnya di hutan kota dekat dengan Pendopo Gubernur Kalbar. Galeri ini menjadi tempat untuk menampung hasil hutan setiap daerah yang ada di Kalbar.
Selain untuk menampung hasil hutan, nantinya gedung ini bisa menjadi sarana edukasi untuk anak-anak mengetahui tanaman-tanaman apa saja yang ada di Kalbar.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan, pihaknya akan membangun jogging track di depan Pendopo, khusus untuk masyarakat usia 50 tahun ke atas.
Setelah masyarakat selesai berolahraga, nantinya mereka bisa melakukan pendinginan di hutan kota ini sambil menikmati kopi atau teh yang ada di Galeri Hasil Hutan.
Pihaknya juga berencana untuk menanam pohon di depan Pendopo agar area tersebut lebih rindang dan sejuk.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Pontianak Batasi Vaksin Sinovac Hanya untuk Anak 6-11 Tahun
“Di depan Pendopo itu akan dibangun jogging track untuk usia 50 tahun ke atas. Setelah panas-panasan di depan pendopo itu kan pohon pelindungnya belum ada, jadi nanti mereka masuk ke hutan kota sambil pendinginan sekalian nikmati kopi, teh, atau hasil hutan yang ada di Galeri Hasil Hutan ini, sehingga ada objek olahraga tapi sambil berwisata ilmu. Nanti di depan Pendopo itu akan ditanam pohon kayu belian, dan sebagainya supaya nanti jadi tempat edukasi anak-anak TK, SD, SMP,” jelas Sutarmdiji, pada Jumat (28/01).
Sutarmidji mengaku pihaknya akan membangun jogging track khusus masyarakat usia 50 tahun ke atas agar mereka lebih merasa nyaman dan aman saat berolahraga.
“Kita buat jogging track sederhana untuk yang 50 tahun ke atas, yang 50 tahun ke bawah silakan di Digulist. Kita pisah untuk melindungi lansia,” ungkapnya.
Sutarmidji menilai produk-produk yang ditampilkan setiap daerah pada galeri ini masih kurang inovasi, terutama dalam hal kemasan. Untuk itu dirinya menyarankan agar setiap daerah bisa lebih berkreasi apalagi untuk membangun brand.
“Produknya hampir sejenis, madu, bajakah, harusnya berbagai inovasi. Banyak tanaman-tanaman yang selain untuk pelindung atau pelestarian hutan, ada yang harus ditanam pohon atau tanaman herbal atau obat. Kerja sama lah dengan BPOM, sehingga masyarakat bisa mengenal itu. Serai wangi bagus untuk aromatherapy, jadi ada pilihan. Tapi saya masih melihat produknya terlalu monoton, packagingnya sama. Brand itu kan untuk mempromosikan. Coba menggunakan nama daerah, misalnya Gula Tayan,” pungkas Sutarmidji.