Find Us On Social Media :
Foto: (kiri) Kepala Kantor KRP Sugeng Budiharta dan GM KRP Galendra Jaya saat gunting pita acara relaunching Rumah Kaca KRP, Minggu (30/01/2022). ()

HUT Ke-81, Kebun Raya Purwodadi Resmikan Berbagai Revitalisasi Wisata Konservasi

Budi Santoso - Senin, 31 Januari 2022 | 11:00 WIB

Purwodadi, Sonora.ID - Kebun Raya Purwodadi (KRP) tepat merayakan HUT ke-81 tahun 2022 ini sejak didirikan pada 30 Januari 1941. Pada momen hari jadi tahun ini sekaligus juga diresmikan berbagai revitalisasi destinasi wisata konservasi.

Salah satu revitalisasi adalah berupa relaunching atau peresmian kembali Rumah Kaca dengan tampilan baru sebagai pengembangan destinasi edukasi wisata konservasi tumbuhan.

Kegiatan ini sekaligus dirangkai dalam Festival 81 Tahun KRP selama dua hari, 29-30 Januari 2022.

General Manager (GM) Kebun Raya Purwodadi, Galendra Jaya pada momen ini mengajak masyarakat untuk berkunjung menikmati sejarah dan keindahan KRP sebagai kawasan konservasi tumbuhan dataran rendah kering Indonesia.

Baca Juga: BRI Genjot Ekspor UMKM di UMKM EXPO(RT) BRILLIANPRENEUR 2021

Selain itu berbagai revitalisasi juga telah dilakukan dan siap untuk dinikmati pengunjung.

"Revitalisasi rumah kaca, taman bermain, air mancur dan lokasi sepanjang area jalan utama ," kata Galendra usai acara gunting pita saat relaunching Rumah Kaca KRP, Minggu (30/01/2022).

Fungsi utama KRP sebagai Balai Konservasi Tumbuhan berada di bawah tanggungjawab Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Organisasi  Riset Ilmu Pengetahuan Hayati, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Area Rumah Kaca dan Menara Pandang pada momen perayaan tahun ini juga masuk dalam rangkaian Festival 81 Tahun KRP bagi pengunjung mulai pukul 07.00-16.00 WIB.

Termasuk Bazar Makanan dan Tanaman, Virtual Tour, Live Music, Fun Games, Senam Zumba dan Gerakan Menukar Sampah dengan Tanaman.

Baca Juga: 49 Tumpeng Mini Merah Putih untuk Warga Pal Lima Banjarmasin

"Animo masyarakat hari ini, ada kunjungan 300 lebih dari komunitas senam dan musik. Ketentuan prokes, masker dan cek suhu, tim sekuriti juga keliling untuk mencegah kerumunan," ujar Galendra.

Seperti halnya tempat wisata lain, pandemi Covid-19 juga berdampak pada aktivitas pengunjung KRP karena penerapan PPKM berjenjang sesuai kondisi tiap daerah dan sempat sebelumnya melakukan penutupan.

"Saat tahun 2020 kunjungan turun drastis. Maret 2020 tutup, Juli buka kembali. Agustus September tutup lagi. Penurunannya 75 persen tahun 2020. Tahun 2021 tutup tiga bulan, turun 60 persen. Tahun 2022 mulai recover naik 10-20 persen," jawab Galendra saat ditanya tentang dampak pandemi.

"Satu Januari 2020, tahun baru, bisa 2.000 ribu kunjungan lebih sehari. Kapasitas 20.000 orang per meter. Tiket per Mei berubah, weekdays Rp.15.500, weekend Rp.25.500. Kendaraan (berbahan bakar) masuk untuk situasi tertentu, seperti mengantar/jemput manula. Kendaraan tidak boleh masuk. Kita sediakan persewaan sepeda, golf car, e-scooter dan shuttle bus yang ramah lingkungan," imbuhnya.

Baca Juga: Semarakkan HUT ke-16, Bakamla RI Salurkan Bansos Korban Erupsi Semeru dan Percepatan Vaksinasi

Luasan KRP mencapai 85 hektar sehingga sangat memungkinkan para pengunjung untuk dapat menjaga jarak.

Termasuk terdapat berbagai taman tematik muali Taman Obat, Taman Meksiko (tanaman kering/gersang), Taman Buah Lokal, Taman Bougenville, Taman Akuatik (tanaman air), Taman Labirin, Taman Obat dan Taman Paku.

Sementara itu, Plt Kepala Kantor KRP, Sugeng Budiharta mengatakan bahwa KRP juga merupakan area konservasi eksitu (Ex Situ) yang terdiri dari koleksi tumbuhan yang ditata dengan lima fungsi utama, seperti konservasi, penelitian, pendidikan lingkungan, wisata dan jasa lingkungan.

"Tugas konservasi dan penelitian oleh BRIN. Tugas fungsi wisata oleh PT Mitra Natura Raya, pengembangan wisata yang sehat atau wisata ecotourism bisa memberi semaksimal manfaat bagi publik. Salah satunya adalah pembukaan, relaunching rumah kaca display yang nanti bisa memberikan tayangan tambahan atau layanan ekstra buat pengunjung di KRP. Pengembagan wisata baru atau tema baru ecotourism untuk bisa menikmati lingkungan, alam dengan cara yang menyenangkan dengan koridor konservasi. Menjalankan tugas fungsi secara harmoni, dapat beriringan dengan baik," kata Sugeng Budiharta dalam sambutannya.

Baca Juga: 49 Tumpeng Mini Merah Putih untuk Warga Pal Lima Banjarmasin

Koleksi tumbuhan di KRP tercatat ada 191 suku, 933 marga, 5.981 nomor koleksi dan 10.857 spesimen.

Beragam koleksi tumbuhan mulai anggrek, agave, bambu, polong-polongan, paku, pisang hingga tanaman obat. Termasuk inovasi penerapan QR Code Plant Tag untuk 500 informasi tumbuhan yang terkoneksi langsung dengan website Kebun Raya.

"Fokusnya memperkuat riset dan konservasi tumbuhan dan pemanfaatan koleksi jenis tumbuhan yang terancam, pemanfaatan berkelanjutan tanaman. KRP tugasnya mengkonservasi tumbuhan dataran rendah kering. Fokus pada jenis rehabilitasi lahan, mata air, sumber daya air, keanekaragaman yang diteliti dan pelestarian. Konservasi salah satu jenis tumbuhan Jempina (Hopea Sangal), kita temukan di daerah Purwosari. Ada beberapa spesimen kita selamatkan dari habitat aslinya di mata air Purwosari, usianya bisa puluhan hingga ratusan tahun. Kita baru koleksi sekitar lima tahunan ini," urai Sugeng Budiharta.

Lebih lanjut disampaikan bahwa ada berbagai hal penyebab kelangkaan berbagai jenis tanaman atau tumbuhan yang mungkin sekarang jarang bisa ditemukan.

"Faktor utama karena hilangnya habitat aslinya atau deforestasi, kerusakan hutan, eksploitasi berlebihan seperti jenis anggrek, sulit secara biologi untuk diperbanyak. Kita menyelamatkan jenis yang ada di alam, bukan sekedar tanaman biasa yang dibawa dan ditanam disini dan dikembagbiakkan. Pemanfaatan jenis apa saja yang mempunyai karakter untuk menunjang pelestarian mata air. Misalnya akar yang kuat, tajuk yang lebar di observasi. Dari sekian ribu jenis yang berpotensi untuk direhabilitasi atau memperbaiki lahan karena tidak semuanya dapat kita manfaatkan. BRIN ada lima Kebun Raya. Bogor untuk dataran rendah basah, daerah Sumatra Kalimantan. Purwodadi, dataran rendah kering. Cibodas, dataran tinggi basah dan Bali dataran tinggi kering," pungkasnya. 

Baca Juga: 14 Kabupaten Kota Dapat Penghargaan di HUT Pemprov Kalbar ke-65